Firibook, Senin (25/112013) - Membuka-buka halaman Facebook pagi ini, membuat saya tersadar hari ini hari bagi para guru. Bikin tulisan tentang guru ah... Inilah para guruku.
Ada sejumlah guru formal ku yang sangat berkesan dan selalu ku ingat jasa-jasanya memberikan ilmu dan pengetahuan yang menjadi bekal menjadi manusia, ummat Allah dan menjalani hidup.
Saat SD ada Ibu Fau, beliau masih tante saya dari Ibu. Beliau wali kelasku saat SD kelas 3 di SDN Dena 1 Bolo (Madapangga) Bima.
Beliau guru pertama yang mengasah kemampuanku yang menjadi modal menjadi wartawan dan penulis. Saat Ibu Fau sebagai wali kelas, saya mendapatkan nilai Bahasa Indonesia sempurna, angka 10 di rapor.
Guru kedua dalam menulis dan membuat saya menyukai bahasa Indonesia yakni Pak Mansyur, wali kelasku saat kelas 3 SMP 2 Bolo. Beliau guru Bahasa Indonesiaku saat itu dan menurut informasi kini telah menjadi Kepala Sekolah di SMP ku dulu.
Pelajaran Bahasa Indonesia ternyata pelajaran yang sangat saya senangi, tapi dorongan lingkungan lah yang memaksa saya tak menyadari dan enggan mengakuinya. Karena pelajaran bahasa Indonesia bukan pelajaran yang membanggakan dan prestisius untuk mengokohkan sebagai yang terpintar di kelas dan sekolah, laiknya Matematika atau IPA.
Saat SD ada juga Guru Hima O'o. Beliau menjadi wali kelasku saat kelas 4 di SDN Dena I Bolo (Madapangga) Bima. Penyakit sinusnya atau selalu flu..membuat beliau tak sempurna menyebutkan namaku dengan sebutan "Pirba.."
Beliau meletakkan dan ajarkan dasar-dasar teknik bergambar yang selanjutnya membuat ku (sebenarnya) memiliki talenta menggambar/melukis. Namun hingga kini talenta itu tak pernah saya asah.
Saya hanya menjadi penikmat lukisan, dan pengagum aktivitas melukis. Saban ke mall bisa se-jam-an menyaksikan para pelukis wajah melukiskan pesanan pengunjung mall.
Suatu hari beliau mendapat tugas dari kepala sekolah untuk merapikan tumbuhan pagar dengan mengguntingnya. Hal itu membuat kami mendapatkan kebebasan di dalam kelas untuk berbuat sesuka hati. Kemungkinan suara ribut kami sekelas membuatnya murka.
Kemungkinan saya sebagai salah satu pelaku yang membuat kelas jadi berisik. Saat beliau mencari tahu biang keributan, teman-teman se kelas menyebut nama saya. Maka sebatang ranting pohon beliau hantamkan ke punggungku.
Sakit, tapi saya tak menangis. Namun esoknya saya tak lagi muncul dan memutuskan hengkang ke sekolah lain, ke SDN Dena II. Kebetulan pula besok merupakan hari pertama bapakku dimutasi sebagai kepala sekolah dari SD Tonda ke SDN Dena 2 hahahaha...
Soal hukuman dan pukulan dari guru saat sekolah, saya juga pernah menerima hukum cambuk di betis oleh guru olah raga ku saat SMP. Waduh..kok lupa ya namanya. Dan saat di SMA pernah kepergok dan mendapatkan hukuman.
Ceritanya, kami segerombolan siswa bolos saat hari sabtu. Hari sabtu di SMA 1 Bima ada tradisi upacara menurunkan bendera. Beberapa rekan yang tak sabar untuk pulang kami sepakat bolos dengan meloncati tembok di sudut sekolah.
Hari sabtu pula adalah jadwal kami anak desa untuk pulang ke kampung menjembut bekal dan melepas rindu. Karena khawatir mobil pengangkut ke desa kami keburu berangkat maka tiap sabtu pula kami anak-anak dari kampung selalu berusaha bolos.
Pada hari senin kami dipanggil dan dikumpulkan di depan ruangan kepala sekolah. Saat itu yang memberikan hukuman yakni guru terkiller dan paling ditakuti di SMA 1 Bima saat itu Pak Ramli. Hingga kini Pak Ramli termasuk guru yang paling akrab dengan alumni SMA 1 Bima.
Di SDN Dena 2 saya mendapatkan wali kelas bernama Guru Hima pula. Beliau sosok penyabar dan membuat saya menjadi murid yang kukuh merebut rangking 1 dari kelas 5 hingga kelas 6. Di SDN Dena 1 (dari kelas 1-kelas 4) saya langganan rangking 2 karena teman sekelas Rudi Hartono sulit dipatahkan sebagai yang tercerdas.
Bapakku H Abdullah HAR juga merupakan guru favoritku saat SD di Dena 2. Beliau menjadi guru pelajaran keterampilan. Pelajaran favorit karena kami ada kebebasan bermain di kebun sekolah.
Sangat terkesan dengan ajarannya soal menanam pisang. Inilah keterampilan yang saya monumentalkan hingga kini dengan kebiasaan ku menanam pohon pisang di rumahku sekarang di Griya Intan Lestari. Satu-satunya rumah yang ada pohon pisangnya kikikikikk....
Selain Pak Mansyur, saat SMP yang menjadi guru yang menonjol dan berkesan bagi saya, juga ada Pak Mul. Beliau orang Jawa guru pembimbing untuk kegiatan-kegiatan ekstra korikuler. Beliau banyak memberikan pelajaran dan pengalaman berorganisasi, termasuk kepercayaannya memilih saya untuk menjadi sekertaris OSIS SMP 2 Bolo.
Jabatan ini pula yang menghantarkan saya mengenal aktivis OSIS lain, seperti Dian Hayati dari SMP kota dan menjadi teman sekelas di SMA dan akrab hingga kini. Dan menjadi bekal kepercayaan diri pula menjadi akivis saat mahasiswa lalu di UMI. Makasih Pak Mul...
Ada juga Pak Halim (kalau ndak salah..) beliau guru Sejarah/PSPB di SMP 2 Bola. Sejarah perjuangan bangsa dihafalnya di luar kepala dan saya pun jago menghafalkan kronologis dan timeline sejarah Indonesia dari jaman prasejarah hingga jaman pembangunan Orde Baru.
Hingga SMA, guru dan mata pelajaran Sejarah sangat saya gemari. Guru sejarah saat SMA yakni Pak Syafruddin. Beliau sangat bagus mengajarkan pelajaran tersebut. Terakhir bertemu beliau di Pelabuhan Makassar hendak pulang ke Bima usai menghantar anaknya datang kuliah di Makassar.
Saya menitipkan oleh-oleh berupa markisa untuk keluarga beliau. Dan hal yang sepele ini pula yang ternyata beliau selalu ceritakan kepada rekan-rekan semasa SMA. "Bahwa hanya Firman mantan siswanya yang memperhatikannya," tutur Firamuddin dengan kesal, ia rekan saat SMA dulu yang kini jadi Polisi di Labuan Bajo.
Guru dan pelajaran yang berkesan lainnya yakni Pak Syafruddin guru Biologi saat SMP. Sedangkan guru Biologi saat SMA ibu....(wah lupa juga, yang pake jilbab). Biologi sangat saya sukai karena cita-cita saya untuk menjadi dokter. Saking ngebetnya ingin jadi dokter sampai dua kali ikut UMPTN. Gak lulus-lulus. Dan akhirnya hanya bisa menjadi suami dari seorang dokter.
Saking jagonya saya di mata pelajaran ini, saya mewakili SMA 1 Bima menjadi tim penjaga stand SMA kami di pameran pembangunan Kabupaten Bima. Sangat teringat dengan kemampuan saya menjelaskan soal gen dan kromosom.
Terima kasih para guru ku baik yang sempat atau belum saya ingat dan tuliskan disini.... Selamat Hari Guru.(@firlafiri)