DINAS Koperasi dan UKM (KUKM) Sulsel menargetkan tumbuhnya sebanyak 80 ribu unit koperasi lagi sepanjang tahun ini.
"Sudah 700 ribu unit UKM baru dan tahun ini 80 ribu lagi," ujar Kepala Dinas KUKM Sulsel Nico Biringkanae pada pemaparan rencana kerja di press room kantor gubernur Sulsel, Makassar, Senin (18/5).
Lahirnya UKM baru itu merupakan bagian dari program Gema Perekat yang akan melahirkan sejuta UMKM di Sulsel yang dicanangkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
"Kita tahun ini tetap menjadikan acuan sejumlah program kerja untuk menciptakan pengembangan dan penumbuhan wirausaha baru yang didukung pendidikan dan pelatihan yang baik, baik teknis maupun manajerial," urainya.
Terkait dengan kendala pembiayaa atau modal usaha, Dinas KUKM Sulsel akan mengarahkan bantuan pembiayaan bagi UKM dengan memanfaatkan dana kredit usaha rakyat (KUR) dan sejumlah program kemitraan dari BUMN.
Tumbuhnya UKM baru itu diharapkan dari kelompok sosial strategis, masyarakat ekonomi produktif, pemuda pengangguran, organisasi pemuda, organisasi perempuan, putus sekolah dan masyarakat terdidik.
Selain Nico, hadir pula pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sulsel Arifuddin Dahlan.
Dipenda menargetkan tahun ini menghimpun pendapatan asli daerah (PAD) Rp 1,3 triliun. PAD itu berasal dari pajak daerah Rp 1,1 triliun, retribusi daerah Rp 91,9 miliar, hasil pengelolaan kekayaan daerah Rp 57,1 miliar dan lainnya Rp 27,5 miliar.
"APBD Sulsel 2009 Rp 2,2 triliun. Hingga Maret lalu telah terealisasi sebesar 22,68 persen atau Rp 501 miliar," tutur Arifuddin.(adv/fir)
Investasi Asing Telah Lampau 2008
REALISASI investasi penanaman modal asing (PMA) berdasarkan izin usaha tetap (IUT) hingga Mei ini telah mencapai 64,2 juta dolar AS.
"Nilai investasi itu telah melampaui realisasi tahun lalu yang mencapai 27,6 juta dolar AS atau kurang lebih 232 persen," papar Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Sulsel Irmal Yasin Limpo.
Irmal mengakui untuk memacu investasi di daerah ini, BPPMD Sulsel hanya bisa memanfaatkan cara-cara konvensional seperti penjelasan langsung, informasi dalam bentuk cetakan dan korespondensi alamat website.
"Promosi melalui channel televisi internasional masih mahal untuk ukuran kita (Sulsel)," tambahnya pada pemaparan rencana kerja hari ketiga.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Amal Natsir menuturkan pihaknya akan melaksanakan sejumlah program yang menciptakan kondisi yang kondesif bagi industri dan perdagangan.
Apalagi beberapa periode terakhir menunjukan Sulsel mulai mengarah sebagai provinsi industri dan perdagangan, bukan lagi mengandalkan pertanian sebagai penopang utama ekonominya.
"Tahun lalu PDB sektor perindustrian dan perdagangan menyumbang 29,77 persen bagi pertumbuhan ekonomi Sulsel sedangkan pertanian hanya 28,82 persen," tuturnya.(adv)