.

.

Rabu, 25 Desember 2019

INILAH SANJUNGAN ALLAH DAN PERHATIAN RASULULLAH PADA PEMUDA

Dari Tabligh Akbar Mahasiswa Antara Tantangan dan Harapan (1)

#firibook -- Mahasiswa merupakan salah satu pondasi tegakkan negeri. Mereka yang akan menjadi pemimpin esok.

Pembentukan karakter salah satu komponen penting bagi generasi muda pengukir sejarah. Mereka yang tidak terbawa dan diombang-ambing oleh trend belaka. Tapi memiliki pegangan dari ilmu yang telah diyakini kemanfaatanya. Inilah sifat dari para pengukir sejarah.

Jika ada masalah yang disikapi mahasiswa mari selesaikan dengan cara yang sesuai syariat. Tidak dengan cara yang melanggar ketentuan quran dan sunnah.

Seorang mahasiswa/pemuda harus mengingat bahwa Allah memberi anugerah dan nikmat besar kepada mereka. Maka kewajibannya mensyukuri dan gunakan pada tempatnya usia, semangat, kesempatan dan tenaga mudanya.

Allah ta'alla menyinggung khusus pemuda dalam Quran. Pemuda Allah dipuji dalam surah al Kahfi. Surah al Kahfi dianjurkan dibaca di malam dan hari Jumat karena banyak pelajaran terkandung di dalamnya.

Di akhir surah al Kahfi disebut pula seorang pemuda yang diperintah kepada Nabi Khaidir untuk dibunuh. Agar tergantikan dengan anak shalih.

Ini antara lain perhatian Allah terhadap pemuda dalam quran. Dan Rasulullah pun demikian. Malah dalam sebuah kisah pada masa Rasulullah ada kelompok pemuda khusus yang merupakan ahli quran yang disebut sebagai al Quro.

Rasulullah mendidik dengan pendidikan luar biasa kepada mereka, dengan pembentukan karakter selain pembentukan akademik. Rapi dan teratur

Imam Ahmad dalam sunannya 

عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فَتَعَلَّمْنَا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا 

Dari Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an. (HR. Ibnu Majah, no. 61. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Maksudnya, iman yang dipelajari adalah karakter dasar itulah aqidah yang benar. Kemudian dengan pelajari quran bertambah keimanan.

Dalam sebuah hadits

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص يَوْمًا، فَقَالَ: يَا غُلاَمُ، اِنّي اُعَلّمُكَ كَلِمَاتٍ، اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، اِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَ اِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَ اعْلَمْ اَنَّ اْلاُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى اَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ اِلاَّ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَ اِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى اَنْ يَضُرُّوْكَ لَمْ يَضُرُّوْكَ اِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلاَقْلاَمُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ. الترمذى 4: 76، رقم: 2635، هذا حديث حسن صحيح

Dari 'Ibnu 'Abbas, ia berkata : Pada suatu hari aku berada di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, "Wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. 

Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu mendapati-Nya di hadapanmu. 

Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. 

Ketahuilah bahwasanya suatu ummat (sekumpulan orang) seandainya berkumpul untuk memberi manfa'at kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak dapat memberikan manfa'at kepadamu, melainkan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. 

Dan jika mereka berkumpul untuk memudharatkan kamu dengan sesuatu, nicaya tidak akan dapat memberikan madlarat kepadamu, melainkan sesuatu yang telah Allah tetapkan kepadamu. Pena telah diangkat, dan shuhuf telah kering". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 76, no. 2635]

Pemuda sangat membutuhkan kalimat yang memotivasi dan akan merubah hidupnya.

Juga nasihat Rasulullah kepada pemuda dalam sebuah hadits bahwa di akhirat kelak tidak ada naungan kecuali kepada 7 golongan. Salah satu golongan yang dimaksud yakni pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada rabbnya

Maka seorang pemuda harus paham di setiap aktivitasnya untuk tak keluar dari beribadah kepadaNya.

Perhatian lain Rasulullah kepada pemuda juga terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu. Ia menuturkan: “Kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemuda yang tidak mempunyai sesuatu, lalu beliau bersabda kepada kami:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

‘Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).'”

Inilah sebagian dari hadits yang memberi perhatian kepada pemuda.(fir/bersambung)

Sumber :