penjelasan syafrudin nur
KEJADIAN Jumat (23/1) kemarin itu tidak ada hubungan dengan Pilkada. Itu murni perkelahian, hanya kebetulan melibatkan masing-masing pendukung.
Karena H Ahmar itu memang selalu melakukan manufer, dan saat itu sebelum shalat jumat dia berputar dua kali di rumah (rumah jabatan).
Dan memang sejak dulu kalau saya mau Safari Jumat pasti banyak tim sukses dan pendukung yang berkumpul di rumah.
Kebetulan di luar pagar banyak yang berdiri, tiba-tiba datang (H Ahmar) dengan mobilnya hampir menabrak salah satu masyarakat yang berdiri.
Saat selesai shalat mau dikonfirmasi malah dia menantang, tapi tidak ditanggapi dan disuruh naik k erumahnya.
Tapi setelah ada polisi malah dia ngamuk memaki-maki. Di situlah hilang kesabaran anggota/massa sehingga terjadi perkelahian.
Dan tiba-tiba Baso (Baso Amirullah) datang mau mencampuri dan mau ke rumah jabatan secara emosional. Saat itu saya tidak keluar, untung dia (Baso) tidak lanjut karena massa banyak di depan rujab.
Akhirnya dia ke kapolres dan bersama-bersama ke rumah dan saya layani dengan baik, tapi dia masih nada emosi, termasuk istrinya berteriak.
Untungnya massa/keluarga bisa saya minta menahan diri, karena sudah ratusan orang di rujab, dan saya minta kapolres diselesaikan dengan hukum dan malam itu juga tiga orang diminta ke polres dan masih ditahan.
Mengenai SMS itu sudah beberapa kali dengan kata-kata yang etis, tetapi saya tidak tanggapi hanya menyampaikan kalau ada data-data korupsi saya silahkan laporkan.
Jadi tidak ada hubungan dengan Pilkada karena sebenarnya ini urusan perkelahian antara masyarakat.
Hanya kebetulan pendukung, dia mengalami luka jadi dia melaporkan karena juga kejadian di depan rumahnya.
Dan H Amar itu sejak Pak Baso-juga dulu perenah mendatangi dan membawa org termasuk Baso berpakaian tentara