Makassar, Tribun - "Penjarakan seumur hidup yang tabrak mamaku," isak Auliah (10), anak sulung dr Khadijah Djafar (30).
Auliah menangis di samping jenazah ibunya yang disemayamkan di rumah duka kompleks Tulip Jl Boulevard, Makassar. Terlihat pula adiknya yang masih balita.
Khadijah meninggal dunia karena dilindas sebuah truk angkutan timbunan enam roda berkapasitas 8 ton DD 9097 H di jembatan Jl Hertasning Baru-Jl Tun Abd Rajak depan kompleks Citraland Celebes, Gowa, Jumat (9/4).
Korban merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI), angkatan 1996. Tamat tahun 2005 dan menjadi dokter berstatus PNS Pemkab Gowa di Puskesmas Patalasang.
Menurut seorang saksi di tempat kejadian, Abd Rahman (Ose), kejadian sekitar pukul 07.30. Korban saat itu mengendarai motor Yamaha Nuvo hendak menuju ke tempat tugasnya Puskesmas Patalasang.
Demikian pula truk dari arah kota (Hertasning) menuju Jl Tun Abd Radjak. Kemungkinan korban disenggol, lalu motor terpental, tapi tubuh Khadijah jatuh dan dilindas ban belakang truk.
"Motor tak ada yang rusak, tapi masyallah kepala korban remuk dan matanya keluar. Hingga saat ini saya tak enak badan jika ingat korban," ujar Ose saat dikonfirmasi kemarin.
Ose mengaku dirinya membuka jilbab korban dan mengenalnya sebagai seorang dokter. Khadijah merupakan aktivis organisasi Islam dengan ciri jilbab besar.
Sebagian warga di tempat kejadian berinisiatif memeriksa dompet korban dan menemukan nomor telepon keluarganya.
Beberapa saat setelah keluarganya ditelepon datang orang tua dan suami korban. Julfikar, suami korban juga merupakan dokter muda yang masih menjalani tugas co-assistant (co-asst).
Julfikar dan mertuanya membawa serta ambulan sekitar pukul 08.30 atau satu jam setelah tabrakan.
Mereka menduga Khadijah hanya mengalami kecelakaan ringan namun ternyata anak dan istrinya meninggal di tempat. Tidak nampak polisi di tempat kejadian. "Truk juga sudah ditinggalkan sopirnya," jelas Ose.
Jenazah korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk menjalani autopsi dan pemeriksaan.
Setelah menjalani autopsi, jenazah dibawa ke kediamannya kompleks Tulip di bilangan Panakkukang Mas.
Hingga pukul 02.00 di rumah duka terlihat berkumpul ratusan pelayat dari keluarga, teman dan kerabat, serta rekan sejawatnya para dokter.
Terlihat pula guru besar ekonomi Unhas Prof Halide yang merupakan kerabat dari keluarga korban.
"Korban merupakan sosok yang baik dan mengayomi kami sebagai adiknya walau kami seangkatan. Pemahaman dan praktek keislamannya cukup baik dan menjadi tempat kami bertanya dan berdiskusi," ujar seorang rekannya dr Erny Mayasari.
Dihubungi terpisah, Kanit Lakalantas Polresta Gowa Iptu Sahabuddin mengatakan, dari keterangan yang diperoleh dari sopir dan beberapa saksi, korban mencoba melambung truk yang dikemudikan Abd Salam (32).
Namun, nahas bagi Khadijah, motor yang dikendarainya tiba-tiba oleng dan tidak bisa dikendalikan.
Ia pun menabrak pembatas jalan yang berada di tengah jalan. Korban terjatuh dan sialnya truk yang dilambungnya tidak bisa menahan lajunya sehingga menggilas korban.
"Jenasah korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi dan sopir truk sementara kita tahan untuk dimintai keterangan," jelasnya.(fir/ute)