.

.

Jumat, 12 Juni 2009

Jadi Kontraktor...Jangan Lagi, Kembangkan Potensi Sulsel

Interview dengan Ketua Kadin Sulsel (1)

PEKAN lalu, Musda Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel berhasil memilih secara aklamasi Zulkarnain Arif sebagai ketua Umum menggantikan Aksa Mahmud.

Mau dibawa kemana organisasi pengusaha itu di era kepengurusanya? Wartawan Tribun Timur Firmasyah mewawancarai khusus sosok enerjik yang juga Ketua Gapensi Sulsel dan Ketua Harian Ikatan Alumni (IKA) UMI itu di sela kesibukannya, Kamis (7/5).

Bagaimana Anda memposisikan Kadin Sulsel?

Kadin sebagai organisasi induk para pengusaha harus menjadi pemersatu, wadah bermanfaat bagi pengusaha dan mitra sejajar bagi pemerintah dan stakeholder ekonomi-bisnis lainnya.

Manfaat apa yang Kadin bisa berikan ditengah anggapan yang membuat Kadin Sulsel mati suri dalam beberapa tahun terakhir?
Ya...saatnya Kadin Sulsel proaktif mengambil peran untuk perbaikan ekonomi dan iklim bisnis di daerah ini. Diantaranya memfasilitasi informasi bagi pengusaha di daerah. Kita akan kongkritkan kerja-kerja riil itu pada rapat kerja pekan depan.

Anda yakin bisa mendinamisasi Kadin Sulsel?
Wah..harus yakin dong..apalagi pengurus mengakomodir seluruh elemen pengusaha dan pemangku kepentingan yang insyallah jika sama-sama ikhlas dan amanah melaksanakan tugas ini maka akan ada perubahan yang lebih baik ke depan.
Apalagi kami menyadari sungguh hambar dan hampa menjadi pengusaha jika tak memberikan manfaat bagi pengusaha lain dan masyarakat.

Perubahan apa yang Anda inginkan?
Terutama perubahan pola pikir pengusaha. Tak lagi sekadar bergantung pada proyek pemerintah menjadi kontraktor di sektor jasa dan konstruksi.
Tapi kami akan mencoba memfasilitasi tumbuhnya pengusaha-pengusaha yang mengoptimalkan potensi dan kekayaan alam Sulsel.
Bayangkan pertumbuhan jumlah kontraktor di daerah ini sebanyak 10 persen per tahun, sekarang jumlahnya sekitar 6.000-an pengusaha. Begitu banyak "pemain" sehingga menimbulkan kondisi yang tak baik, etika bisnis dilanggar untuk mendapatkan proyek.
Padahal banyak potensi ekonomi seperti pengembangan jagung, dan komoditi andalan Sulsel selama ini yang tak dioptimalkan sebagai lahan bisnis.

Kenapa hal itu bisa terjadi (banyak tumbuh kontraktor)?
Ya..tak lain karena banyak yang sekadar ikut-ikutan dan gagah-gagahan. Dan yang paling utama karena tak punya modal. Persoalan modal inilah yang menjadi perhatian kita (pengurus Kadin Sulsel) ke depan.(*)