JALAN poros yang menghubungkan Sungguminasa-Malino saat ini mengalami kerusakan sangat parah.
Perjalanan berjarak 60-70 km dari Makassar yang seharusnya bisa ditempuh kurang lebih satu jam kini harus dilalui selama dua hingga tiga jam.
Jalan nasional yang sebelumnya berkondisi baik itu kini seperti melewati track untuk kejuaraan off road. Lubang-lubang sedalam ukuran tinggi badan orang dewasa harus dilewati dengan kecepatan kendaraan 5-20 km per jam.
Kondisi terparah terdapat sepanjang beberapa kilometer sebelum Bendungan Bilibili. Melewati lokasi penambangan pasir dan sertu jalan berangsur mulus. Malah beberapa kilometer telah diaspal dengan konstruksi beton.
Jika ingin sedikit mengurangi penderitaan mengarungi gelombang jalanan poros Malino, Anda bisa melalui Jalan Samata, tembusan Jalan Hertasning Baru.
Menghindari lubang di kiri maka lubang di kanan siap menghadang. Goncangan badan kiri-kanan dan muka-belakang tak akan pernah berhenti.
Jalan poros Malino kini seperti sebuah jalan baru dirintis pembukaannya yang sebelumnya tak ada jalan, karena tak ada bekas aspal, atau pun tanda-tanda lain bahwa di situ pernah ada jalan berstatus jalan nasional.
Pokoknya berpikirlah dua-tiga kali jika Anda berencana untuk menikmati pesona dan keindahan Malino saat ini. Apalagi jika Anda membawa serta keluarga yang tengah hamil tua, bersiaplah untuk melahirkan di tengah jalan.
Padahal, jika infrastruktur jalan itu mulus maka betapa mudah dan "dekatnya" untuk menikmati kesejukan udara pegunungan Malino, hawa perkebunan teh, dan panorama air terjun Takapala.
Makassar yang kini saban hari dijubeli para peserta berbagai pertemuan, pameran, hingga kampanye nasional akan mudah menikmati Malino.
Warga menengah-atas Makassar yang memiliki kendaraan pribadi pun rasanya tiap akhir pekan akan menjangkau Malino semudah ke Pantai Losari guna menikmati keindahan senja.
Betapa sempurnanya pilihan wisata bagi wisatawan pendatang atau warga Makassar dan Gowa. Mau pilih suasana pantai bisa ke Losari, nuansa pegunungan ke Malino, itu tak sejauh jika warga Jakarta ingin ke kawasan Puncak Bogor.
Di Malino pun betapa bervariasinya yang bisa dinikmati, tak seperti Puncak Bogor yang sekadar hamparan kebun teh sejauh mata memandang.(fir)