* Amalan Sederhana Ala Kapolres Pangkep
DI negera-negara maju, air bersih siap minum yang disediakan di area publik adalah hal biasa. Di Indonesia, layanan serupa juga sudah ada di lingkungan Kampus Institute Teknologi Bandung (ITB).
Untuk melepas dahaga, para mahasiswa tidak perlu harus mengeluarkan uang membeli minuman mineral kemasan.
Di Pangkep, tepatnya di depan rumah jabatan Kepala Polres Pangkep di Jl Matahari, Pangkajene, fasilitas serupa sejak setahun terakhir disediakan. Adalah si penghuni rumah, Kapolres Pangkep AKBP Soesanto lah yang berinisiatif menyediakan air minum gratis tersebut.
"Bupati (Syafrudin Nur) kan beri tujuh, apa sembilan ya kebijakan gratis. Lah..kapolres hanya bisa beri yang gratis ya itu air minum untuk masyarakat yang mau," ujar Soesanto dengan logat Jawa Timuranya yang kental.
Tempat air minum itu dibikin sendiri oleh tangan Soesanto, sejak sepakan resmi menjabat. Tempat menampung air dari kaca. Dibuat seperti akuarium lalu dilubangi tiga buah untuk tempat kran.
"Agar terlindungi dari ancaman pecah atau panas ya..saya bikinkan rumah-rumahanya," tutur pria bertubuh subur itu.
Soesanto bercerita tentang air minum gratis tersebut di sela menemani anak buahnya menjaga kunjungan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Matius Salempang yang menghadiri peringatan Hari Pers di kantor Bupati Pangkep, Rabu (25/3).
Dari mana ide amalan sederhana itu. "Saya ini dari keluarga miskin," katanya spontan. Sewaktu tinggal di Ngawi, Madiun, jawa Timur, ia juga sering memperhatikan para pejalan kaki yang memikul dan menggendong bawaannya ke pasar.
"Tentunya akan bertambah tenaga mereka bila diberi air minum seteguk, lalu makin semangat mencari nafkah dan nafkah itu untuk keluarga, menyekolahkan anak," katanya. Tak sulit dan tak mahal untuk menyediakan air minum gratis itu.
Soesanto hanya bermodal Rp 2.500 untuk membeli air galon isi ulang dan itu bisa dinikmati oleh puluhan tukang bentor, pedagang rombong dan siapa saja yang saban hari melintas di depan kediamannya. "Per galon kan Rp 2.500, ya..paling 6 galon untuk tiga hari," katanya.
Buah dari hal yang diperbuat itu, Soesanto mengaku tiap hari mendapatkan kebahagiaan setiap ada orang yang singgah mengambil gelas plastik yang telah disediakan lalu memutar kran untuk mengambil dan meminum air yang disediakannya.
Pernah suatu hari tuturnya, seorang tukang bentor tak mau menerima uang sewa bentor yang ditumpangi usai berkeliling sore hari.
Itu karena si tukang bentor beralasan sering mengambil air minum di tempatnya. "Saya terharu dan bahagianya seperti saat lamaran saya dulu diterima mertua" katanya sembari terkekeh.
Di lingkungan kantor Polres Pangkep, Soesanto juga banyak melakukan perubahan fisik di antaranya menata kantin dan membuat gazebo dari kayu-kayu bekas.
Asap rokok juga berkurang di kantor polisi itu. "Mana berani anggota..lah komandannya tak pernah merokok di lingkungan kantor," katanya sembari tak henti menghisap rokok Sampoerna Avolution kegemarannya.
Untuk sejumlah hal baik dan remeh itu menurut Soesanto hanyalah sesuatu yang tak ada apa-apanya.
Dan semata karena ia mengaku memiliki ajakan bagi anggotanya di Polres Pangkep "Sesuatu yang biasa belum tentu benar tapi yang benar mari kita biasakan".(firmansyah)