.

.

Kamis, 22 Januari 2009

Adwa' Alami Kecelakaan Alteco (lagi)

"Papa mataku...," histeris Adwa di pagi sekitar pukul 11, Rabu (21/1). Aku yang saat itu lagi diskusi dengan Dg Mone tukangku yang lagi renovasi rumah, sontak terkejut.
Aku saat itu lagi di dapur. Teriakan Adwa terdengar dari ruang tamu. Saat aku datangi Adwa lagi memegang dan menggosok-gosok matanya sembari memegang lem Alteco.
Lem Alteco biasa digunakan untuk melem sepatu dan lainnya dengan daya rekat yang tinggi.

Aku langsung sadar, matanya anakku kemasukkan lem berdaya rekat kuat itu. Saat aku membuka matanya ia mengamuk dan meangis sejadi-jadinya, "Mataku papa...," masih diucapkannya.
Dg Mone berteriak untuk segera membawa Adwa ke dokter. Sebelumnya aku berinisiatif ingin membuka sendiri. Tapi karena Adwa pun dengan sekuat tenaga menutup matanya aku kesulitan.
Lalu..aku membawa lari Adwa, sialnya di lorong sebelah ada mobil yang parkir sehingga aku balik lagi mobil ke lorong rumahku dan ku pacu sejadi-jadinya padahal jalan masuk di perumahan kami masih rusak berat yang bisa-bisa membuat orang hamil melahirkan.
Adwa kuletakkan di kursi depan agar aku semabri menyetir bisa menenangkanya.
Jalanan Pajaiyang yang notabene merupakan jalan terpadat ojeknya didunia pun aku lumat dengan kecepatan tinggi.
Padahal dihari normal paling banter mobil bisa aku setir dengan kecepatan 40 Km per jam di jalan itu.
Aku berusaha tenang dan sialnya...Adwa anakku yang lagi kesakitan dan meraung-raung "Bukakan mataku papa" masih sempat aku omelin. "Papa bilang jangan nakal.." Belakangan aku sangat jengkel dan menyesal kok tega-teganya aku mengeluarkan omelan itu.
Sialnya lagi ponselku tak bisa menelepon Erni. Entah karena apa sudah hampir setahun aku hanya bisa SMSan dengan istriku. Telkomsel yang mengklaim sebagai operator terbaik layanan dan jaringan sungguh sudah aku tak percaya karena penderitaan aku rasakan sendiri.
Makanya aku sudah sangat selektif memuat berita Telkomsel akhir-akhir ini, operator yang sudah menjengkelkanku.
Pilihan ke RS Regional Wahidin atau RS Daya, ya..Daya lebih dekat dan aku ke Unit Gawat Daruratnya (UGD). Adwa meraung-raung saat ku baringkan sembari ku bekap agar tak meronta-ronta.
Dokter jaga UGD langsung menyiramkan cairan infus sembari membuka pelan-pelan lem yang membuat dua kelopak mata Adwa melengket.
Sangat sakit sekali tentunya...dikulit jari yang tebal jika lem Alteco tertempel akan sangat sulit dibuka dan sakit rasanya saat dibuka.
Apalagi dikulit mata tipisnya anakku akan sakit sekali...selain perih karena uap unsur kimia dari Alteco
Dokter kesulitan membuka selain karena rekatnya lem yang kuat juga karena rontaan Adwa. Adwa dengan kuat menendang dan memukul. "Keras (kuat) sekali Anak ta pak," ujar ibu dokter.
Mata Adwa bisa dibuka beebrapa waktu kemudian dan aku masihtersisa kekhawatiran jangan sampai selaput mata Adwa terkena cairan keras itu.
Dokter menenangkanku bahwa tidak ada masalah dengan bola matanya tapi ia menyarankan aku memeriksanya ke dokter spesialis.
Erni memutuskan membawa Eri habis magrib ke rekan sejawatnya yang sama2 tugas di Pangkep. Alasannya Adwa sudah agak familiar degnan dokter mata temannya.
Dokter mata pastikan pula tidak ada masalah dengan selaput matanya Adwa. Meski demikian hingga tadi malam Adwa masih rewel, lem Alteco masih menepel di dua kelopak matanya membuat bulu matanya kaku dan sunggu tak nyaman tentunya..
Oh ya.sebenarnya insiden Alteco itu merupakan yang kedua dialami Adwa. Yang pertama ketika masih umur jelang dua tahun, Ia menelan dan membuatnya mual-mual. Hikmah dari kejadian ini aku berjanji akan lebih hati-hati lagi menjaga Adwa. Dan barang-barang mengandung unsur kimia akan ak pakai habis dan buang tidak ada lagi yang boleh tinggal di rumah termasuk poduk kosmetik Erni harus diletakkan di luar jangkauan Adwa.