RABU (23/7) Umi ditemani sepupuku Iksan pulang ke Dena setelah kurang lebih dua bulan di Makassar untuk berobat. Berbekal sekotak obat dari Cina sebagai suplemen menghambat perkembangan sel kanker yang diidapnya, aku sekeluarga bersama mertuaku melepasnya pergi.
Relatif tak ada oleh-oleh yang bisa kami titip selain sebungkusan baju-baju "kadaluarsa" yang masih layak pakai untuk keluarga di kampung. Maklum budget cukup terkuras..ditambah lagi kekhawatiran kalau-kalau bulan depan kami tak mampu memenuhi pembayaran kredit mobil yang memburu.
Umi agaknya tak terlalu gelisah lagi mengenai penyakitnya setelah hari-hari terakhir aku antar ke pengobatan alternatif yang menggunakan basis keislaman, ia dibekali pemahaman untuk sabar dan tabah. "Kalau sudah tenang nak.itu adalah kesembuhan awal dari sebuah penyakit," kata ustajah yang mengobati Umi.
Apalagi menurut indra metafisika penglihatannya penyakit Umi bisa dikatakan tak ada selain memang baru stadium awal juga karena memang secara usia, onderdil-onderdil Umi mulai bermasalah.
Oh ya...Umi sempat menjalani operasi mengeluarkan sel tumornya dan secara medis masih ada kekhawatiran belum bersih dioperasi dan berpotensi untuk tumbuh menjadi kanker di payudaranya.