.

.

Rabu, 30 Juli 2008

TW: Ini Masalah Demand dan Suplai lah..

Di Balik Rencana Kongsi Erwin Aksa-Tommy Winata

BOSOWA Corporation dan konglomerat pemilik perusahaan Grup Artha Graha Tommy Winata (TW) berencana menjali kerja sama bisnis dalam bentuk pengembangan penelitian komoditi hibrida di Sulsel (Tribun, 27/4).

Ada apa di balik rencana itu? Pertanyaan ini menjadi penting apalagi TW selama ini dikenal sebagai taipan muda kontroversial sekaligus digdaya yang disebut banyak berkongsi dengan TNI itu. Wartawan Tribun, Firmansyah mewawancarai TW di atas mobil usai berkunjung di Maros menuju Bandara Hasanuddin, akhir pekan lalu.

Gayanya yang santai tak menyiratkan sebagai sosok yang disegani oleh mitra dan lawan bisnis, apalagi sebagai salah seorang yang santer ditudingkan sebagai Mr Big dari Gang of Nine yang ditakuti.

Sebagai pengusaha pembicaraannya nampak hati-hati yang ditutupi dengan nada guyonan. Berikut petikan lengkap wawancara tersebut:
Apa yang sedang Anda rencanakan?
Ini untuk keluarganya Aksa Mahmud dan masyarakat Sulsel, saya berusaha menjadi parner yang baik bagi Erwin. Yang kedua, kami lagi bincang-bincang kok...
Ada sesuatu yang riil yang akan dilakukan?
Yang riil tanyakan ke senior saya (menunjuk Erwin Aksa). Apa kata senior kita nyesuaikan. Kita lihat saja nanti. Pokoknya apa yang bisa membuat negara dan rakyat ini mandiri dalam ketahanan pangan untuk menghadapi era globalisasi dan tekanan dari krisis pangan dunia.
Maksud Anda?
Ya..agar kita memiliki pangan yang terjangkau oleh rakyat. Tentunya kalau itu diterima dan terserah Erwin. Sulsel memiliki potensi dan keunggulan yang lengkap yang layak dikembangkan.
Rencana itu apa merupakan awal ekspansi Anda ke Sulsel?
Itu rahasia perusahaan dong, pokoknya ini masalah demand dan suplai lah..dan saya mau disuruh kerja apa saja, tanya aja Bosowa
Dalam planning business grup Anda, apa Sulsel menjadi perhatian?
Begini, semua rencana harusnya menjadi besar. Sekarang kita pelajari situsionalnya. Berjalan gak berjalannya rencana ini kembali ke kultur budaya dan kooperatifnya masyarakat sendiri
Kalau toleransinya bisa saling fleksibel dengan baik maka gampang implementasi dari rencana tapi kalau sensitifitasnya menjadi maslaah maka akan menjadi problem. Apa saja itu kan dimulai dengan suatu penyesuaian kultur itu harus ktia sepakati.
Saya dengan Erwin kan sudah bertahun-tahun, jadi susah, sedih, marah itu kan menjadi satu. Jadi kerja sama itu kan kaya menikah
Untuk ekspansi bisnis tentunya Sulsel dan Indonesia timur menjadi komitmen dikembangkan. Walau untuk bisnis yang telah kita mulai di daerah lain di Intim belum terlalu nyata kontribusinya.(*)