.

.

Rabu, 30 Juli 2008

Harga Kakao Kini Tertinggi

Makassar, Tribun - Harga komoditi kakao kini berada di level tertinggi sepanjang sejarah. Harganya mencapai Rp 25 ribu per kilogram di pasar globa.

"Dulu saat awal krisis hanya Rp 17 ribu, lalu turun menjadi Rp 10 ribu," ungkap Kepala Dinas Perkebunan SulselM Karya Yunus di kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Senin (12/5).

Dari harga itu, di tingkat petani mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu. "Petani bisa menikmati Rp 20 juta jika produksinya mencapai satu ton," katanya.
Meski harga kakao tinggi namun Disbun Sulsel masih harus berupaya agar produktivitas kakao daerah ini tak anjlok.
Kakao Sulsel saat ini menghadapi masalah turunnya produktivitas dan rendahnya kualitas hasil. "Kondisi itu masih disebabkan oleh merebaknya hama penggerek batang kakao (PBK)," ujarnya.
PBK mengancam Sulsel sebagai penghasil kakao terbesar di Indonesia, atau sekitar 25 persen dari produksi nasional. Produktivitas kakao Sulsel baru 990 kg/ha/tahun.
Untuk mempertahankan hal itu, Disbun Sulsel merencanakan beberapa agenda kegiatan pengembangan kakao yakni intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan peremajaan.
"Pembiayaan yang diperlukan untuk kegiatan itu selama lima tahun ke depan yakni Rp 5,3 triliun. Pembiayaan diharapkan dari APBN, APBD, swasta dan perbankan," tuturnya.
Sejumlah upaya pemberantasan hama PBK beberapa tahun terakhir, Yunus mengklaim telah mengurangi luas wilayah penyebaran PBK hingga tinggal 25 persen dari 90 persen areal kakao Sulsel.
Luas areal kakao Sulsel mencapai 225.038 ha yang dibudidayakan oleh 255.190 KK dengan produksi 172.501 ton.(fir)

Tunggakan Pajak Kendaraan Rp 1,8 M

KEPALA Dinas Pendapatan (Dipenda) Sulsel Yaksan Hamzah mengungkapkan jumlah kendaraan di Sulsel sebanyak 800 ribu unit.
"Namun tunggakan pajaknya pernah mencapai Rp 17 miliar, namun sekarang tinggal Rp 1,8 miliar," ujarnya.
Untuk mengurangi jumlah tunggakan pajak kendaraan bermotor (PKB) tersebut, Dispenda Sulsel bersinergi dengan PT Pos untuk mendekatan door to door kepada objek pajak dan pihak kepolisian untuk menertibkan.
Pada kesempatan yang sama terungkap bahwa total pendapatan daerah Sulsel pada tahun ini ditargetkan Rp 2,026 triliun.
"Hingga April lalu telah terealisasi Rp 553,35 miliar," ungkap sosok yang akan maju di pilkada Wajo itu. Dalam lima tahun terakhir PAD Sulsel tumbuh 22,59 persen per tahun.(fir)

Ada Kredit Bergulir di Dishut

DEPARTEMEN Kehutanan melalui Pusat Pembiayaan Kehutanan mengalokasikan Rp 6,5 triliun untuk kredit dana bergulir untuk pembiayaan hutan tanaman rakyat (HTR) dan hutan tanaman industri (HTI).
"Di Sulsel akan diperuntukkan sementara kepada petani di 11 kabupaten," ujar Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Sulsel Idris Syukur
Daerah yangkebagian pendanaan itu di antaranya Maros, Pangkep, Takalar, Tator, Palopo, Enrekang, Sidrap, hingga Luwu Utara.
Dana yang akan dibantukan kepada masyarakat dan koperasi yakni Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per hektar.(fir)