Commonwealth Bank, Satu lagi Bank Asing di Makassar
PEKAN ini, satu lagi perbankan asing akan membuka kantor pelayanan di Makassar. Bank asal Australia, Commonwealth Bank akan membuka kantor cabangnya di daerah ini.
Commonwealth sekaligus menambah deretan bank asing yang beroperasi di Makassar. Sebelumnya telah hadir bank asing di antaranya ABN Amro dan Century.
Belum lagi makin ekspansifnya bank asing campuran yakni bank dengan kepemilikan sebagian sahamnya oleh asing, sebut di antaranya Bank NISP, dan lainnya.
"Commonwealth Bank kantor cabang Makassar merupakan kantor ke 52 dari seluruh jaringan Commonwealth Bank di Indonesia," ujar Corporate Communications Commonwealth Bank Kaiser Simanungkalit dalam rilisnya, Rabu (4/6).
Bank Commonwealth adalah anak perusahaan Commonwealth Bank of Australia (CBA), salah satu perusahaan publik penyedia jasa keuangan terbesar di Australia.
CBA berdiri sejak 1911 menyediakan layanan keuangan terpadu untuk bidang ritel, komersial/ institusi, super annuation , asuransi jiwa, jasa pengelolaan dana (yang terbesar di bidang ini), jasa broker dan pelayanan jasa keuangan lainnya.
Bank Commonwealth hadir di Indonesia sejak awal tahun 1990an sebagai Representative Office dari Commonwealth Bank of Australia. Pada tahun 1997 PT BII Commonwealth dibentuk dengan fokus pasar korporasi.
Kemudian pada 2000, PT BII Commonwealth berubah menjadi Bank Commonwealth setelah Commonwealth Bank of Australia mengambil alih mayoritas sahamnya.
Seiring dengan perkembangan pasar, PT Bank Commonwealth lebih memfokuskan usahanya pada pangsa pasar ritel sesuai dengan strategi dan fokus bisnis Commonwealth Bank of Australia.
Pasar yang dituju bank ini yakni keluarga Indonesia yang mapan, usaha mereka, dan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan Australia.
Informasi yang diperoleh Tribun dari kantor Bank Indonesia (BI) Makassar menyebutkan, hingga Februari 2008 lalu jumlah kantor bank asing campuran di Sulsel dengan status bank devisa sebanyak dua buah.
Secara umum, jumlah kantor bank devisa (bank pemerintah, pemda, swasta nasional, dan bank asing dan campuran) sebanyak 123 unit, sedangkan bank non devisa sebanyak 429 unit.
Bank asing dan campuran di daerah ini, menurut data Statistik Keuangan Daerah Sulsel hingga Februari lalu, telah menghimpun danam asyarakat sebanyak Rp 133,6 miliar.
Dana itu berupa giro sebanyak Rp 3,8 miliar, tabungan Rp 24, 5 miliar, dan deposito sebesar Rp 105,2 miliar.
Kepercayaan masyarakat daerah ini terhadap pelayanan bank asing dan campuran untuk mengelola uangnya terus membaik tiap tahunnya.
Jika pada 2003 posisi simpanan masyarakat Sulsel di bank asing dan campuran hanya Rp 46,16 miliar namun pada tahun lalu meningkat menjadi Rp 379,8 miliar.
Namun jika melihat kurva jumlah simpanan rupiah masyarakat dengan membandingkan data Februari lalu dengan periode yang sama tahun 2007 mengalami penurunan.
Februari lalu terhimpun Rp 133,6 miliar, padahal di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 298,7 miliar.(firmansyah)