KETIKA Ramadhan tahun ini tiba, semangat dan komitmen membuncah untuk memperbaiki ritual peribadatan. Shalat tarawih dan tadarusan diperbaiki. Tarawih dihari pertama memang berhasil aku laksanakan di masjid, namun ternyata tak untuk kedua, ketiga apalagi ke30 harinya.
Demikian pula tekad menghatamkan Al Quran di Ramadhan ini (lalu), ternyata kembali tinggal rencana. Alasanya tetap klise..aku tunduk pada kesibukan duniaku melaksanakan tugas kantor.
Kasiah..bukan? Kalau tak salah ini merupakan Ramadhan yang kelima dengan kondisi serupa, ya..sejak aktivitas pekerjaanku menyita malam dengan menyelesaikan editing berita para reporter hingga menongkrongi lay outer mengatur desain halaman yang menjadi kewenanganku.
Padahal masih ada kok waktu untuk melaksanakan tarawih berjamaah di masjid. Di tengah penyesalan dan kelalaian itu, Allah tetap sayang kok sama aku, Ia tetap berkenan melimpahkan hidayah Ramadhannya dengan membukakan hati untuk ikhlas menikmati provokasi Yusuf mansyur melalui buku The Miracle of Giving.
Ya...Ramadhan kali ini aku mendapatkan pelajaran penting dengan mencoba untuk melatih diri untuk membiasakan bersedekah. Dan dilanjutkan dengan ikrar untuk rutin berbagi.
Hidup ternyata mudah..., solusinya bersedekah. Allah menjanjikan kemudahan dan solusi di balik bersedekah. Haqul yakin dah...