* Rektor dan Puluhan Profesor Menunggu Gubernur 6 Jam
Makassar, Tribun - Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terlambat lagi menghadiri acara. Keterlambatan Syahrul itu kembali terulang pada diskusi ilmiah dalam rangka penyusunan agenda riset daerah Sulsel di Hotel Singgasana, Makassar, Senin (25/7).
Berdasarkan susunan acara dari panitia Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulsel, Syahrul diagendakan hadir pada kegiatan itu pukul 10.30 Wita. Tapi baru tiba di Hotel Singgasana pada pukul 15.15.
Pada diskusi ilmiah itu, Syahrul diagendakan memberi sambutan pembukaan rapat Pokja Dewan Riset Daerah (DRD) Sulsel, sekaligus mengukuhkan puluhan anggota DRD yang terdiri dari para guru besar (profesor), doktor, dan pakar dari berbagai disiplin ilmu
Ia juga diagendakan menandatangani nota kesepahaman dengan ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), rektor PTN dan PTS se-Makassar
Terlepas dari beberapa alasan keterlambatannya, gubernur saat Pilkada lalu mencitrakan diri sebagai sosok muda dan enerjik itu sebelumnya telah berulang kali membuat beberapa acara baik berskala kabupaten/kota hingga regional molor beberapa jam.
Pelantikan bupati Parepare, Sidrap, dan lainnya tak terlaksana sesuai jadwal. Demikian pula pada acara menghadirkan tokoh agama.
Yang menonjol ketika keterlambatan Syahrul pada pencanangan gerakan penghijauan di Bandara Hasanuddin-hadir Pangdam Wirabuana-nyaris menyebabkan bentrok fisik antara staf protokol gubernur dengan staf protokol pangdam.
Para peserta, terutama para rektor dan profesor mendengar kabar Syahrul sudah menuju ke lokasi kegiatan pada pukul 11.00 dan mereka bersiap menyambut. Prof DR Ir A Mappadjantji Amien CEng dan pengurus teras DRD berbaris menunggu di depan Hotel Singgasana.
Namun 30 menit dan sejam berlalu Syahrul dan rombongan tak kunjung tiba. Lalu barisan penyambut yang terdiri dari kalangan "Maha terpelajar" itu bubar.
Beberapa saat kemudian panitia kembali sibuk meminta peserta memasuki ruangan karena gubernur lagi diperjalanan. Hingga pukul 13.00 Syahrul yang dinanti perjalanannya dari gedung DPRD Sulsel tak kunjung tiba.
Sehingga panitia berinisiatif meminta peserta menikmati santapan siang. karena hingga pukul 14.00, Syahrul belum juga menampakkan batang hidungnya, panita kembali "mengada-adakan" kegiatan dengan meminta Ketua LIPI berdiskusi soal etika penelitian dengan anggota DRD.
Joke-joke yang dilemparkan Mappadjantji sebagai moderator diskusi sedikit banyak menghibur peserta yang mulai ngantuk. Walau sebagian rektor yang sebelumnya hadir harus meninggalkan acara, seperti halnya Rektor UMI Prof Natsir Hamzah kemudian diwakilkan oleh Wakil Rektor I UMI.
Hingga pada pukul 15.00 ada kabar pasti Syahrul dalam perjalanan dan tiba 15 menit kemudian. Susunan acara diubah total sehingga hanya Syahrul yang berpidato, lalu penandatangan kerja sama LIPI dan dengan PTN/PTS, serta pengukuhan DRD.
Pada pidato, dengan kelihaiannya Syahrul mampu mencairkan lagi "forum yang bosan" menunggunya dengan ungkapannya.
"Insyallah tak akan terlambat lagi, agar pemerintahan bisa berjalan lebih cepat lebih baik sehingga pembangunan bisa dilanjutkan." Ungkapan itu menggabungkan tagline JK-Win dan SBY-Boediono.
Secara khusus pula, Syahrul mengemukakan alasan keterlambatannya. Ia menjelaskan keterlambatan itu lantaran harus menghadiri rapat dengan anggota DPRD dan mendadak tim dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan terhadap dirinya di kantor gubernur.
Berdasarkan daftar pembagian kelompok kerja DRD terdapat 17 guru besar dan 14 doktor dengan kepakaran masing-masing hadir pada forum itu.
Hadir pula rektor dan mewakil dari Unhas, UNM, UIN Makassar, UMI, UIM, dan Universitas 45.(fir)