.

.

Sabtu, 24 Januari 2009

Fokus ke Bisnis Jangan Fokus ke Utang

Cara Tercepat & Terampuh Menjadi Pengusaha (5-habis)

MODAL
adalah alasan klasik para calon pengusaha, maupun pengusaha pemula. Padahal Anda bisa mendapatkan modal duit, mulai dari kerja sama dengan orang lain, sampai mendapatkan duit dari pembelian properti.
So, bagaimana solusinya? Mind Set saja tidak cukup, karena semua ada ilmunya. Sama halnya mau pergi ke suatu tempat, kita memerlukan kendaraan untuk sampai, keterampilan menyetir dan peta-nya.

Tanpa peta, kita akan coba-coba dan berisiko kesasar. Pilihlah bisnis yang perputarannya cepat, atau tanamkan duit Anda ke bisnis yang sudah berjalan. Lebih baik lagi jika saat membeli properti, sudah menghasilkan duit, seperti rumah kos.
Yang Terpenting...
Jangan fokus ke "utang", apalagi berbangga-ria dengan utang, Karena utang hanyalah sarana pempercepat untuk mendongkrak bisnis kita, kalau tidak punya mobil, apanya yang mau didongkrak?
Jadi, fokuslah untuk membesarkan bisnis Anda (dan mengecilkan pengeluaran Anda). Banggalah jika bisnis Anda bisa jalan tanpa Anda, menghasilkan passive income untuk Anda tiap bulannya dan mencapai kebebasan finansial.
Terakhir, pikirkan 7 kali sebelum berutang ke bank, apakah Anda benar-benar membutuhkannya? Karena nama baik Anda dipertaruhkan di sana. Memang benar Anda akan membesarkan "aset" Anda dengan utang, tapi sekaligus juga membesarkan "kewajiban" Anda.
Tegas Bukan Sadis
Salah satu kelebihan sekaligus kelemahan bangsa kita adalah asas "tidak tegaan" dengan orang lain, apalagi orang-orang yang kita kenaI. Saat membangun usaha, kita akan banyak menemui masalah yang disebabkan faktor manusia, dibandingkan faktor lainnya.
Repot- nya meskipun kita telah mengetahui kebusukkan dari anggota tim kita, masih saja kita segan untuk menegur apalagi memecatnya. Buntutnya, perusahaan bisa semakin terperosok ke dalam jurang, yang akhirnya juga berdampak pada orang-orang yang tidak bersalah.
Bagaimana Solusinya?
You are fired (Anda dipecat) ungkapan yang populer dari acara The Apprentice. ltulah style Donald Trump, billionaire yang pernah bangkrut sampat minus 9 miliar US dolar.
Mengamati perilaku para orang sukses, mereka memiliki banyak kesamaan, antara lain sikap tegas dalam memutuskan sesuatu. Mereka memilih hanya orang-orang terbaik dalam timnya.
Mereka sangat selektif dalam merekrut karyawan. Jika mereka tidak menemukan alasan 'kenapa'--seseorang harus tinggal dalam organisasinya, maka mereka akan memberhentikannya.
Apalagi jelas-jelas orang tersebut memiliki attitude yang tidak baik, atau tak bisa diandalkan. Lain ceritanya dengan fenomena UKM kita, yang banyak menerapkan sistem 'kekeluargaan', haruskah bertindak tegas? Harus! Ketegasan tak pandang bulu.
Kesuksesan usaha kita sang at dipengaruhi oleh kesuksesan kita merekrut tim. Seperti hukum mata rantai mengatakan, "Kekuatan suatu tim, dipengaruhi oleh mata rantai yang paling lemah" (John Maxwell). "Jika mau kasihan, kasihanlah pada anggota tim yang lain yang bagus, jangan kasihan sama yang busuk dan buruk kinerjanya."
Vitamin Kehidupan
Menjadi seorang pengusaha berarti harus siap disakiti hatinya. Berpikir positif saja tidak cukup. Keadilan sering tidak terjadi di dunia ini. Dan ternyata semua orang sukses yang saya temui mengalami hal yang serupa, bahkan berulang-ulang disakiti.
Banyak orang 'lembek' menjadi trauma dengan kejadian-kejadian seperti itu dan menyebutnya 'pil pahit'. Saya lebih senang menyebutnya Vitamin Kehidupan. Tentu saja tak boleh over dosis.
Minta Maaf
Kembali ke respon apa yang seharusnya kita lakukan? Pertama, 'Minta Maaf' ke orang yang menyakiti kita. Saya tidak salah ketik, sekali lagi 'Minta Maaf' ke orang yang menyakiti kita. Apalagi jika kita yang salah, harus secepatnya meminta maaf.
Saya tidak akan menjelaskan tentang hal ini, tapi saya tantang Anda untuk mencoba. Datangi dan minta maaf, maka Anda akan merasakan suatu 'energi' yang luar biasa merasuk ke dalam jiwa Anda. Sekali lagi tidak cukup dalam hati, tetapi datangi dan lakukan.
"Barang siapa yang bisa mengendalikan orang lain adalah orang yang kuat. Barang siapa yang bisa mengendalikan diri sendiri adalah orang yang hebat." ujar Lao Tzu
Kedua, seperti orang yang habis terpeleset, jangan cepat-cepat pergi, ngepel dulu dong Artinya: ambil hikmahnya, pasti ada. Jangan cuma menyalahkan kondisi atau orang lain, bertanggung jawablah terhadap segala hal yang terjadi. Mungkin Anda kurang hati-hati.
Tidak hanya berbisnis dengan hati, tapi juga dengan hati-hati. Ketiga, buat alat anti-salah atau istilah jepangnya pokayoke. Cari penyebab utamanya secara obyektif dan buat (kontrol) sistem agar tak terulang lagi. Terakhir, selalu waspada, bukan curiga.(firmansyah)