Senyap, Cepat, dan Nyata...
JAUH sebelum gaung program Sulsel Go Green ditabuh, Pangdam VII Wirabuana Mayjen Djoko Susilo Utomo dan prajuritnya telah mulai dan melaksanakan aksi penghijauan.
Senyap, cepat, dan yang paling penting nyata...inilah cara para serdadu TNI Kodam VII Wirabuana melakukan gerakan penghijauan.
Para serdadu itu tanpa banyak cerita dan berwacana, mereka dengan komitmen dan idealisme bela negara dan beribadah diwujudkan dengan menyemai, membibitkan, menanam, dan memelihara pohon penghijauan di seluruh wilayah Sulsel dan Sulawesi.
"Selain tentunya instruksi presiden juga ada komitmen bela negara maupun nilai spiritual yang dipahami prajurit untuk melakukan penghijauan," ujar Djoko melalui ponselnya semalam, Selasa (19/8).
Djoko memerintahkan seluruh prajuritnya di korem, batalion dan kesatuannya untuk serentak melakukan penghijauan. Tercatat sudah ratusan ribu bibit pohon trembesi yang ditanam dan menjadi pohon penghijauan di sejumlah wilayah.
Gerakan itu puncaknya ketika kepala staf angkatan darat berkunjung ke Sulsel dan melihat sepak terjang yang dilakukan para serdadu Wirabuana terutama di Kostrad, Kariango.
Maka, virus penghijauan itu pun menyebar keseluruh pangdam di Indonesia. Malah bibit yang dikembangkan Kodam VII Wirabuana telah menghijaukan wilayah Libanon yang dibawa pasukan perdamaian.
Kostrad
Khusus soal aktivitas penghijauan di markas kostrat, Kariango, Maros, Dan Brig Kostrad Linud III Kariango Kolonel Doni Monardo menjelaskan, bersama pasukannya telah mulai "terjangkit" virus penghijau sejak 2006.
Saat itu Koordinator Panin Peduli Andi Tenri Onny Gappa "memprovokasi" dan memberikan bantuan bibit hingga teknik penyemaian.
"Motivasi prajurit ada dan didukung oleh sumber daya maka aktivitas penghijauan kini menjadi semangat dan budaya baru di semua prajurit," jelas Doni.
Malah, menurutnya, kegiatan itu juga telah menjadi sumber ekonomi baru bagi prajurit seiring semakin banyaknya instansi dan perusahaan yang membutuhkan bibit.
"Ada yang kami berikan gratis bibitnya ada pula yang memberi kompensasi dana untuk kerja sama itu seperti halnya Tonasa," urai Doni.
Di lingkungan Kostrad sendiri, diakuinya, dampak positif penghijauan yang dilakukan telah dirasakan seperti sumber air tak lagi kering seperti musim kemarau saat ini.
"Prajurit pun punya tradisi untuk tak menebang dan mengganggu pohon saat melakukan latihan dan lainnya. Ada kebahagiaan saya lihat di setiap prajurit dengan melakukan pembibitan hingga memelihara pohon yang ditanamnya," tutur putra pengusaha bibit tanaman ini.(fir)