spirit kesuksesan saudagar bugis makassar (2)
PETUALANGAN para saudagar Bugis-Makassar di daerah rantauan tidak sekadar mengandalkan kenekatan ataupun hal yang tak melibatkan pengalaman, wawasan, dan intelektualitas.
Karena nilai budaya Sulsel berupa acca atau kepandaian (proficiency, intelectual) telah menjadi tuntutan yang harus dimiliki oleh para saudagar. Ini pula yang menjadi bekal utama kesuksesan mereka.
Acca tak semata dipahami sebagai kepandaian atau kepintaran yang dapat dipahami, baik dalam arti positif maupun negatif.
Karena acca juga berarti cendekia atau intelek, arif. Lontara juga menggunakan kata nawa-nawa yang berarti sama dengan acca.
Jadi orang mempunyai nilai acca atau nawanawa oleh lontara disebut Toacca, Tokenawanawa atau Pannawanawa, yang dapat diterjemahkan menjadi cendekiawan, intelektual, ahli pikir atau ahli hikmah arif.
Di dalam konsep nilai kecendekiaan terkandung, nilai kejujuran, juga nilai kebenaran, kepatutan, keikhlasan, dan semangat penyiasatan atau penelitian.
Cendekiawan (toakenawanawa) berarti mencintai perbuatan dan kata yang benar, waktu menghadapi kesulitan dia memikirkannya kembali, dan berhati-hati melaksanakan segala sesuatu.
Petta Matinroe ri Lariangbanngi, bangsawan tinggi Bone menerangkan pula bahwa yang disebut pannawanawa (cendekiawan) ialah orang yang ikhlas.
Acca dipahami tak sekadar kecerdasan intelektual, tapi juga termasuk kecerdasan emosional dan spiritual. Dalam konsep marketing syariah, acca dengan pengertian yang luas itu adalah bagian dari ciri-cirinya, sehingga menjadi rahmatan lil alamin.(firmansyah)