.

.

Minggu, 05 Januari 2014

Cita-cita yang Aneh


Dari Daurah Marhala 'Ula Hidayatullah Makassar

FIRIBOOK, Minggu (5/1/2014) - Akhir tahun lalu (pekan lalu), 27-29 Desember 2013, selama tiga hari, saya bersama 40-an simpatisan, jamaah, kader dan pengurus Hidayatullah se-Sulsel mengikuti diklat dasar pengkaderan Hidayatullah Makassar.

Rasanya baru kali ini lagi mengikuti kegiatan serupa. Terakhir mengikuti basic traning HMI di Bontolempanga dan beberapa level diklat jurnalistik. Sebagai peserta dan bakal kader (penggerak aktif organisasi) di Hidayatullah Makassar tentunya saya/kami peserta disodori lembaran formulir data peserta.


Salah satu kolom yang sedikit berkesan membuat saya sedikit kebingungan lalu terkejut sendiri yakni kolom "Apa Cita-cita Anda". Bagi para peserta Daurah Marhala 'Ula belia tentunya akan mengisi kolom ini dengan biasa-biasa saja.

Seperti halnya ketika saya dulu disodori dan ditanya tentang cita-cita. Dulu saat SD saya akan lantang menjawab pertanyaan para tante dan om "Ingin jadi polisi", saat SMP-SMA akan cekatan menulis cita-cita "Ingin menjadi dokter".

Lalu saat kuliah berubah drastis. Kepada polisi dijengkeli malah pernah ingin membunuhnya satu-satu karena kebengisan menghalau kami dan menyiksa mahasiswa berdemo. Menjadi dokter tentunya harus dikubur dalam-dalam. Dua kali ikuti UMPTN dengan pilihan Fakultas Kedokteran tak lulus-lulus. Kayaknya lembar jawaban saya yang benar yang saya isi dengan intelektualitas saya, tertukar, kikikikikikkk.....

Frustasi tak bisa jadi dokter, lalu keranjingan berdemo dan diskusi sosial politik, saya mendapat wadah dan pelarian yakni di Unit Kegiatan Mahasiswa pers mahasiswa, UPPM UMI. Maka cita-cita menjadi jurnalis pun dicanangkan, agar ditakuti polisi dan pe de mendekati/pacari anak kedokteran hahaha.... (gak bercanda kok..)

Anehnya tiga cita-cita ini sepertinya saya mendapatkannya semua. Terakhir menduduki posisi puncak karier jurnalistik sebagai redaktur di Harian Tribun Timur (posisi di atas redaktur kan karir politik tuh di jurnalistik hehehe...), menikah dengan seorang dokter, anak seorang polisi, saudaranya dan ipar juga polisi. Nah loh...kualat deh...

Ya cita-cita kecil dan saat remaja itu sudah saya rengkuh, keinginan dunia yah..sedikit banyak sudah pula dinikmati. Punya anak, miliki rumah dan kendaraan, dan berhaji sudah terbayar. Hal inilah membingungkan saya ketika diminta untuk mengisi kolom "Apa Cita-cita Anda".

Nah inilah moment yang mengejutkan saya dan sungguh terasa aneh ketika saya menuliskannya. Apa yang saya tulis saudara-saudara, sangat ambisius, dan sangat tak biasa. "Ingin Masuk Surga" Bikin geli bukan ?

Seorang panitia yang membaca formulir itu dan meresponnya, saat membaca lalu mengangkat kepalanya pelan-pelan dan melirik ke arah saya sambil tersenyum simpul (mungkin dia sambil berucap mmdede..tampang begitu mau masuk surga). Saya hanya berusaha tenang sembari ngeles "Mantap toh ustad..?"


Entah dari mana saya diberi ilham dan kekuatan untuk menuliskan cita-cita hebat dan berat ini.... Selanjutnya memang dada saya berdegub kencang.

Yang aneh kok cita-cita ini baru terbesit di hati padahal ini seharusnya cita-cita yang sepatutnya diikrarkan, sejak belia, dibanggakan dalam diri agar bisa ditunaikan dengan riang dan sepenuh hati, dan dimanivestasikan pada setiap relung kehidupan dan aktivitas.

Cita dan visi akhirat ini yang seharusnya dilekatkan di kehidupan dan aktivitas agar kesuksesan dan kebahagiaan dunia dimudahkan oleh Allah pencapaiannya.

Subhanallah...selama tiga hari pelatihan dan pengkaderan itu sungguh ilmu, methode, standar operational prosedure (SOP) hingga key performance indikator keridhoaan Allah untuk menghadiahkan surga kepada kita ummatnya ternyata sudah rinci dijelaskan dalam al Quran dan hadist, tinggal kita dengan tekad dan usaha keras menunaikannya.

Di saat lagi mengental energi itu, ketika bersama keluarga menikmati libur tahun baru di salah satu mall di Makassar, eh...saya menemukan seri buku ensiklopedia akhirat di toko buku, salah satu bukunya menguraikan dengan gamblang kenikmatan surga dan kengerian siksaan neraka. Dan istri membeli poster 99 virus hati yang akan menjerumuskan kita pada laknat Allah di dunia dan akhirat (neraka)

Ah...bidadari surga...... Hussss.. (Firmansyah Lafiri)
 
Baca Pula :

Citizen Reporter Daurah Marhala 'Ula Hidayatullah