.

.

Selasa, 08 Februari 2011

Menabur Program Menyukseskan Kesehatan Gratis

* Capaian Program dan Kinerja Dinkes Sulsel 2010

SEJUMLAH
program digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel sepanjang tahun ini. Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr H Rachmat Latief SpPD Mkes FINASIM mengatakan program-program yang digelar tak lain muaranya untuk menyukseskan program prioritas kesehatan gratis yang dicanangkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
berbagai program yang dilaksanakan itu telah membuahkan hasil dan capaian. Seperti tingkat derajat kesehatan masyarakat daerah ini semakin membaik yang membuat indek pembangunan manusia Sulsel menuju sepuluh besar terbaik nasional.

Desa Siaga Aktif Capai 1.782 Desa

DESA
siaga dikembangkan untuk meningkatkan kesiagaan desa menghadapi masalah-masalah kesehatan termasuk kejadian luar biasa
Desa siaga di Sulsel mulai dicanangkan pada 2006. Tahun 2010 telah mencapai 1.782 Desa Siaga Aktif walaupun masih sebagian besar Kriteria Pratama dan Madya. Terjadi peningkatan 55 persen dari tahun 2009 yaitu 977 Desa Siaga Aktif.
Terkait dengan pencapaian Desa siaga aktif itu menurut Rachmat, telah banyak upaya yang dilakukan antara lain peningkatan SDM melalui pelatihan fasilitator Desa Siaga, pelatihan bidan koordinator yang ada di Puskesmas, hingga program revitalisasi posyandu.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulsel dr Andi Mappatoba DTAS MBA(HPN) menjelaskan, dari sejumlah capaian terhadap pembentukan Desa Siaga di daerah ini tak dipungkiri masih menghadapi tantangan.
Terutama masih terbatasnya anggaran dalam hal pengembangan program Desa Siaga. Juga peran PKK yang masih perlu dukungan dalam pengembangan Desa Siaga, dan perlu adanya payung hukum soal kebijakan dan anggaran, serta masih terbatasnya anggaran dalam hal monitoring dan evaluasi program Desa Siaga, dan lainnya.

Voucher Sehat Tingkatkan Akses Layanan

INOVASI
dalam pemberian pelayanan bagi masyarakat daerah tertinggal dan terpencil (DTPK) di Sulsel adalah pemakaian "Voucer Sehat" sebagai suatu metode pembiayaan dalam pelayanan kesehatan di DTPK.
Voucher sehat adalah metode pembayaran pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan motivasi/ kinerja tenaga kesehatan untuk menjangkau DTPK sehingga akses pelayanan kesehatan di DTPK dapat meningkat.
Sebagai daerah ujicoba ada 4 (empat) kabupaten yaitu Selayar, Pangkep, Tana Toraja dan Luwu Utara.

Indikator Lingkungan Sehat Meningkat

KEPALA
Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Sulsel Muslim Rasyid menjelaskan indikator akses sanitasi dasar dan akses air minum yang terlindung di Sulsel pada 2010 telah melampaui capaiaan nasional.
Ada dua indikator program lingkungan sehat yang telah dicapai yakni indikator prosentase rumah tangga yang akses terhadap sanitasi dasar yang layak, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010, capaiaan di perkotaan dan perdesaan di Sulsel mencapai 61 % atau melampaui capaian nasional (55,5 % )
Provinsi Sulsel berada pada rangking 8, capaian Sulsel sebelumnya tahun 2008 dan tahun 2009 baru mencapai 59,25 % dan 60,50 %
Kedua, prosentase penduduk yang telah memiliki dan mampu mengakses air minum yang terlindungi, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010, mencapai 68 % atau melampaui capaian nasional (66,7 % ).

Ajak Askes Optimalkan Layanan Kesehatan Gratis

SEJAK
diberlakukannya Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Sulsel pada 1 Juli 2008, animo masyarakat memanfaatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan di daerah ini terus meningkat.
Kondisi itu menurut Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr H Rachmat Latief SpPD MKes FINASIM, karena masyarakat telah merasakan manfaat dengan adanya program itu.
Untuk menjamin dan mengoptimalkan capaian dari tujuan yang telah ditargetkan program kesehatan gratis, Pemprov Sulsel melalui Dinas Kesehatan Sulsel telah menggagas kemitraan strategis di PT Askes (persero), BUMN perasuransian.
PERTEMUAN antara dinas kesehatan, pengelola keuangan daerah, biro hukum dan PT Askes 16 April, menurut Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Dinkes Sulsel Rahmat Jaya SKM Mkes, telah menyepakati sejumlah poin.
Di antaranya sudah ada 14 kabupaten/kota yang langsung menyetujui kerja sama dengan Askes. "Sedangkan 9 daerah lainnya belum dapat memutuskan karena tidak hadir pimpinan sebagai pengambil keputusan," ujarnya.
"Alokasi anggaran yang akan disiapkan sudah dihitung berdasarkan premi yang ditawarkan Askes yaitu Rp 5.000/jiwa/bulan yang akan diperkalikan dengan total peserta atau sasaran dari program kesehatan gratis," urai Rahmat.

Akses Kesehatan Reproduksi Membaik

SEJUMLAH
upaya dilakukan Pemprov Sulsel melalui Dinas Kesehatan dalam ruang lingkup semua komponen pelayanan kesehatan reproduksi untuk membuat pelayanan kesehatan reproduksi dapat terjangkau oleh semua masyarakat.
Komponen pelayanan itu menurut Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr H Rachmat Latief SpPD MKes FINASIM, yakni pelayanan KB termasuk konseling, pendidikan dan pelayanan saat kehamilan, persalinan yang aman dan pelasanan paska persalinan, pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk kasus infertilitas.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulsel dr H Andi Mappatoba, DTAS, MBA (HPN), menambahkan, dalam lingkup pembangunan kesehatan reproduksi itu, Sulsel pada tahun lalu telah mencatatkan sejumlah capaian dan pelaksanaan program.
Capaian itu khususnya terkait program kesehatan ibu dan anak serta KB, seperti kematian ibu berkurang signifikan juga kunjungan pertama kali atau kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan mencapai 97,91 persen dari target 95 persen. Demikian pula untuk kontak terakhir melampaui target, dari target 80 persen sebanyak 84,47 persen ibu hamil di Sulsel melakukan kontak keempat.
Persalinan oleh tenaga kesehatan juga sepanjang tahun lalu telah mencapai 83,88 persen dari target 80 persen. Sedangkan penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan sesuai dengan target yakni 50 persen.
Kemudian untuk memperkuat akses dan kualitas pelayanan terhadap ibu dan anak saat ini, ungkapnya, telah ditempatkan 3.030 bidan di 399 puseksmas se-Sulsel.
"Dengan ketersediaan sumber daya itu imbasnya terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu hamil dan ibu bersalin. Pada 2009 lalu kasus kematian 114 kasus atau turun dibanding tahun 2006 (141 kasus) dan 131 kasus pada 2007," katanya.

Bank Darah Pertama di Indonesia

PEMERINTAH
Provinsi Sulsel melalui Dinas Kesehatan Sulsel membuka unit pelayanan darah berupa Bank Darah Rumah Sakit.
"Bank darah itu berkedudukan di RS Pelamonia, Makassar," jelas Kepala Dinas kesehatan Sulsel, dr H Rachmat latief SpPD Mkes FINASIM.
Bank darah itu untk mendukung peningkatan pelayanan dari program kesehatan gratis yang dicanangkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
Rachmat menambahkan, Dinkes Sulsel memprogramkan bahwa semua RS baik pemerintah maupun swasta memiliki unit pelayanan darah.
Unit Transfusi Darah Prov Sulsel merupakan UPTD dalam lingkup Dinas Kesehatan yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Selatan No 1 Tahun 2003.
"Unit ini merupakan unit transfusi darah pertama di Indonesia di bawah naungan Pemerintah Daerah," jelas Kepala UPTD Transfusi Darah Dinkes Sulsel dr Kusriny A Pasinringi MMR.(adv/fir)

program dan tugas
Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
* Perencanaan upaya pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan pengembangan dan penunjang * Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan manajemen kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan * Melakukan pembinaan terhadap mutu pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan * Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Sistem Informasi pada sarana pelayanan kesehatan * Bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan haji * Pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu * Registrasi, Akreditasi, dan Sertifikasi sarana kesehatan sesuai bidang tugasnya dan sesuai peraturan perundang-undangan * Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu * Menyelenggarakan pembelajaran organisasi dalam bidangnya, baik dalam bentuk rapat-rapat bulanan maupun yang bersifat pendidikan dalam jabatan * Pelaksanaan koordinasi lintas sektor dan program dalam upaya pelayanan kesehatan * Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
* Perencanaan kegiatan pengendalian penyakit menular, pengamatan penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan * Penyelenggaraan surveilans epidemiologi, penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah * Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit * Penyelenggaraan pengamatan penyakit, immunisasi dan upaya kesehatan matra * Pengendalian operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan situasi khusus * Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan * Registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana yang berkaitan dengan bidang tugasnya * Pelaksanaan koordinasi lintas sektor dan program dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
* Perencanaan upaya pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi masyarakat, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat * Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan
* Registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana kesehatan sesuai bidang tugasnya dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
* Pengawasan upaya pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi masyarakat, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat * Pengamatan (surveilans) status gizi masyarakat * Menyusun Profil Bina Kesehatan Masyarakat dan Gizi * Penyediaan obat dan bahan intervensi gizi * Mengelola survey Bina Kesehatan Masyarakat dan Gizi Tingkat Provinsi & Nasional) * Pelaksanaan koordinasi lintas sektor (termasuk lembaga internasional) dan program dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat * Evaluasi & pengembangan program upaya pelayanan kesehatan keluarga, gizi masyarakat dan promosi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat * Melaksanakan kemitraan dalam pembinaan upaya pelayanan kesehatan keluarga, gizi masyarakat dan promosi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat
Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
* Perencanaan upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan, upaya pengembangan sarana dan tenaga kesehatan dan upaya farmasi, makanan minuman dan alat kesehatan. * Bimbingan dan pengendalian upaya peningkatan pembiayaan dan jaminan kesehatan * Pembinaan kepesertaan, pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan * Peningkatan kapasitas pelaku jaminan pemeliharaan kesehatan * Registrasi, Akreditasi dan sertifikasi sarana pendidikan dan tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan * Pemberian rekomendasi izin sarana pendidikan kesehatan * Melaksanakan monitoring dan evaluasi institusi pendidikan tenaga dan sarana kesehatan skala provinsi * Melaksanakan koordinasi dengan organisasi profesi * Melaksanakan pra akreditasi diklat dan akreditasi pelatihan * Melaksanakan, mengkoordinir tenaga kesehatan/kerjasama ke luar negeri * Bimbingan dan pengendalian pelaksanaan pengembangan sarana dan tenaga kesehatan dengan mengacu pada standar/peraturan perundang-undangan yang terkait * Peningkatan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan standar program pendidikan dan pelatihan sarana dan tenaga kesehatan * Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu, aman, bermanfaat dan terjangkau * Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan * Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan * Peningkatan pengawasan mutu, khasiat dan keamanan produk obat, obat tradisional, makanan minuman, kosmetika dan alat/perbekalan kesehatan rumah tangga * Peningkatan pengendalian dan pengawasan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif, dan Bahan Berbahaya lainnya * Peningkatan bimbingan dan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian * Peningkatan mutu farmasi komunitas dan farmasi klinik dalam rangka pelayanan kesehatan komprehensif dan didukung oleh tenaga yang profesional

Tips Hidup Bersih & Sehat
Buah Delima sebagai Antioksidan Terbaik

DELIMA
(Punica Granatum) adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari Iran. Namun sudah menyebar di daerah mediterania. Belakangan juga sudah mudah ditemukan di Asia Tenggara dan China bagian selatan, termasuk di Indonesia.
Tanaman ini hampir bisa tumbuh di semua iklim, walaupun tidak terlalu memilih, tapi delima bisa tumbuh subur di tanah gembur kering.
Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah dan delima ungu. Di Indonesia, delima dikenal dengan beberapa sebutan, tergantung daerahnya, seperti delima (Melayu), glima (Aceh), glineu mekah (Gayo), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), teliman (Sasak), lele kase dan rumu (Timor).
Namun yang paling dikenal sebagai pangan dan obat adalah delima merah. Sejak dulu, delima memang sudah dimanfaatkan sebagai penganan yang terkadang diolah menjadi minuman segar. Tak jarang pula diolah menjadi obat penyembuh berbagai penyakit.
Seiring waktu sejumlah fakta penting tentang manfaat buah delima telah berhasil terungkap. Dari sejumlah penelitian ilmiah, di antaranya dilakukan oleh University of Wisconsin dan the University of California, Los Angeles.
Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa minyak, jus, serta ekstrak buah delima memiliki potensi untuk mencegah berbagai penyakit kanker. Diantaranya adalah kanker payudara, kanker kulit, dan kanker usus, serta paru-paru.
Penelitian lain juga telah membuktikan bahwa buah ini mengandung polifenol, tannin, dan anthocyanins yang kesemuanya bisa menghasilkan zat antioksidan.
Bahkan kandungan antioksidannya dalam buah ini melebihi jus buah yang lain, seperti anggur merah dan teh hijau.
Pada tahun 2008, sebuah studi dari American Journal of Cardiology mengatakan bahwa buah delima bisa membantu penderita penyakit jantung koroner dan penderita tekanan darah tinggi.
Sedangkan bagi penderita kolestrol, dengan mengkonsumsi jus buah delima setiap hari bisa menurunkan kadar kolestrol bagi penderita.
Selain dimakan dalam keadaan segar, buah delima juga bisa dijadikan jus segar. Bahkan begitu populernya buah delima telah dibuat sebagai jus kemasan dan yogurt.
Namun Anda tetap harus berhati-hati, karena ternyata tak semua orang bisa mengkonsumsi buah delima. Buat mereka yang alergi buah ini bisa memiliki efek samping saat mengkonsumsinya.
Penelitian medis lainnya tentang buah delima, telah menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi jus delima setiap hari dapat merasakan berbagai keuntungan, yakni kadar kolesterol menurun, memperoleh vitamin C lebih banyak, serta aliran darah ke jantung meningkat.
Ini berarti jus delima juga efektif untuk menjaga jantung supaya tetap sehat dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Sebagai minuman, jus delima juga dapat mencegah dan memperlambat efek penyakit Alzheimer (pikun), menurunkan tekanan darah, menjaga agar arteri tidak tersumbat oleh penumpukan plak, mencegah kerusakan tulang rawan, dan menjaga kesehatan gigi.
Penelitian lainnya, kulit akarnya yang banyak menyimpan senyawa-senyawa alkaloid, antara lain pelletierin, berguna untuk pengobatan cacingan. Sementara tumbukan buah atau seduhannya berguna untuk menghentikan mencret atau berak lender (disentri). Air rebusan bunganya bisa dijadikan alternatif pereda sakit gigi.
Selain alkaloid, dalam kulit akar, kulit batang dan buah, terkandung zat penyamak. Zat ini berkhasiat untuk mengecilkan pori-pori, antiseptik dan hemostatik yang baik untuk keputihan.
Oleh sebab itu berbagai produk kecantikan seperti lotion banyak yang menggunakan delima sebagai zat khasiat.
Segelas jus buah delima mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin A dan C, mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium dan kalium) dan tanin.
Pemanfaatan lain, karena kandungan alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang dan cacing kremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.
Membuat jus delima sangat mudah. Tinggal belah dan ambil bagian biji yang dibungkus daging berselaput. Masukkan daging buah dan biji ini ke dalam juicer atau alat pembuat jus. Setelah itu saring dan jus delima segar siap diminum.
Satu buah delima ukuran sedang bisa menghasilkan setengah gelas jus. Setelah membaca artikel ini, mulai saat ini jangan pandang sebelah mata buah delima, Ayo konsumsi buah delima.(adv)

* Drs Haryamin Apt Mkes, Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Sulsel