.

.

Kamis, 04 Februari 2010

Tafsir Al Mishbah, Surah Al-Fatihah (4)


MENETAPKAN sabab nuzul atau masa turunnya ayat haruslah berdasarkan data sejarah yang antara lain berupa informasi yang shahih.

Nalar dalam hal ini tidak berperan keculai dalam melakukan penilaian terhadap data dan informasi itu.

Mengabaikan informasi yang kuat atau riwayat yang shahih dan mengambil riwayat yang dha'if walau dengan mengukuhkannya dengan alasan logika, bukanlah cara yang benar dalam menentapkan sejarah.

Itu sebabnya murid dan sahabat dekat Syekh Muhammad Abduh sendiri, yakni Syekh uhammad Rasyid Ridha berkomentar dalam Tafsir al-Manar bahwa argumentasi gurunya itu aneh.

Berdalih dengan Sunnah Allah yang disingung oleh Abduh di atas, yakni bahwa Allah selalu menyebutkan sesuatu secara global baru kemudian memerincinya, bisa juga diterapkan pada kelima ayat pertama surah iqra'.

Dalam surah itu disinggung persoalan pokok yang mengantar kepada kebahagiaan umat manusia, yakni ilmu pengetahuan dan keikhlasan kepadanya (ayat pertama dan ketiga).

Disinggung juga sifat-sifat Tuhan yang merupakan inti ajaran Islam. Demikian juga uraian sejarah yang diwakili oleh penjelasan tentang asal kejadian manusia.

Ayat-ayat al-Qur'an dalam berbagai surah dapat dikatakan menjelaskan pokok-pokok bahasan itu.

Di sisi lain, dalam surah al-Fatihah dapat ditemukan ayat yang dapat dijadikan semacam indikator bahwa ia bukanlah wahyu pertama yang turun.

Ayat dimaksud adalah ayat kelima: Iyyakana'budu....."hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan."

Kata "kami" (bentuk jamak) memberi isyarat bahwa ayat ini baru turun setelah adanya komunitas muslim yang menyembah Allah secara berjamaah.

ini tentu saja tidak terjadi pada awal masa kenabian, lebih-lebih pada awal penerimaan wahyu-wahyu al-Qur'an.

Di samping itu, kandungan surah ini jauh berbeda dengan kandungan surah-surah pertama yang pada umumnya berkisar tentang mengenalan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pendidikan terhadap nabi Muhamad saw. (perhatikan surah-surah al-Muddatstsir, al-Muzzamil, al-Qalam dan awal surah igra').

bahkan dalam surah-surah tersebut, dan surah-surah sesudahnya, belum lagi digunakan kata Allah, tetapi yang digunakanuntuk menunjuk Tuhan Yang Maha Esa adallah rabbuka/Tuhanmu (hai Muhammad saw).

Ini karena kata Allah juga digunakan oleh kaum musyrik Mekah, padahal makna semantik dari kata Allah yang mereka pahami berbeda dengan yang diajarkan Islam.

Atas dasar ini agaknya surah al-Fatihah yang didalamnya terdapat kata Allah baru turun setelah sekian wahyu al-Qur'an lainnya.

Penulis tidak menemukan informasi yang pasti tetnang kapan persis surah ini turun. Ada riwayat yang menyatakan bahwa ia turun sesudah surah al-Muddatstsir, ada lagi yang berpendapat bahkan sesudahnya dan sesudah al-Muzzammil dan al-Qalam turun.

Ada lagi yang berkata bahwa surah ini turun di Madinah, dan karena simpang-siurnya riwayat, ada yang berpendapat bahwa surah ini turun dua kali--untuk mengisyaratkan tentang keagungannya--sekali di Mekah dan sekali di Madinah.(bersambung/kunjungi pula www.firmandena.blogspot.com)

*) Dikutip dari seri buku Tafsir Al Mishbah karya M Quraish Shihab, terbitan Lentera Hati.

SEBANYAK 30 juz Al Quraan lengkap dibahas dalam 15 jilid Al Mishbah seharga Rp 2.200.000, kini bisa DICICIL/KREDIT, hanya Rp 385 ribu per bulan (6 bulan) atau jika CASH mendapatkan DISKON 20% menjadi Rp 1.760.000.

Cukup SMS ke 081342693797 Nama, Alamat, Tlp Rumah, tafsir akan diantar gratis. Pembayaran cicilan pertama saat tafsir diterima. Paket cicil baru kami layani untuk wilayah Makassar dan sekitar