.

.

Jumat, 12 Juni 2009

Sulsel Diproyeksi Raup Rp 5 M Per Bulan

* Dari Penjualan Karbon Hutan Lindung

SULSEL
diproyeksi bisa meraup dana Rp 5 miliar per bulan dari penjualan karbon kepada negara industri dari kawasan hutan lindung seluas 1,1 juta hektar.
"Jika 200 ribu hektar hutan yang layak saja maka bisa hasilkan Rp 5 miliar per bulan dari carbon trade," tutur Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Idris Syukur di kantor gubernur, Makassar, Selasa (19/5).
Saat ini harga jual karbon satu ton sebesar 10 dolar AS hingga 15 dolar AS. Perdagangan karbon dari hutan Sulsel telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman pada 12 Maret lalu.

Kesepahaman itu antara Pemprov Sulsel dengan sebuah lembaga konsultan dari Australia, Carbon Strategic Global PTE Limited tentang program perdagangan karbon dan keanekaragaman hayati.
Objek yang dikerjasamakan adalah kawasan hutan lindung seluas 1,1 juta hektar yang tersebar di 23 kabupaten/kota.
"saat ini sedang dilakukan pembahasan dokumen perjanjian kerja samanya. Pekan depan kami akan lanjutkan dengan pembahasan model realisasi kerja sama," katanya.
Lembaga konsultan itu yang akan melakukan verifikasi hingga pemilihan luas hutan yang layak untuk dijual karbonnya.
"Kita tak mengeluarkan anggaran sepeser pun untuk mendapatkan sertifikasi hutan kita layak dijual karbonnya. Konsultan hanya meminta nilai 10 persen fee dari total nilai jual," urai Idris.
Realisasi Carbon trade merupakan salah satu program unggulan Dinas Kehutanan Sulsel selain program penanaman satu orang satu pohon (one man one tree) dan pembangunan hutan kota.
Gerakan menanam one man one tree merupakan tindaklanjut dari penerapan hari Menanam Indonesia oleh Presiden RI.
Khusus untuk Sulsel melalui kegiatan ini direncanakan penanaman bibit sebanyak 7,8 juta pohon.
"Bulan Agustus kita mulai siapkan bibit, sehingga mulai bulan Oktober hingga Februari penanaman dan pemeliharaan pohon dilakukan," jelas Idris.
Sedangkan untuk pembangunan hutan kota, Dishut kegiatan sudah dilaksanakan dengan mendesain hutan kota dengan luas kurang lebih 447,94 hektar. "Telah ditanam bibit seluas lima hektar setiap kabupaten/kota," jelasnya.(fir)

Apa Itu Perdagangan Karbon

ADA
dua jenis perdagangan karbon. Pertama adalah perdagangan emisi (emission trading). Yang kedua adalah perdagangan kredit berbasis proyek (trading in project based credit). Seringkali dua kategori tersebut disatukan menjadi sistem perdagangan hibrida.
Perdagangan karbon adalah mekanisme berbasis pasar untuk membantu membatasi peningkatan CO2 di atmosfer. Pasar perdagangan karbon sedang mengalami perkembangan yang membuat pembeli dan penjual kredit karbon sejajar dalam peraturan perdangangan yang sudah distandardisasi.
Pembeli karbon adalah pemilik industri yang menghasilkan CO2 ke atmosfer memiliki ketertarikan atau diwajibkan oleh hukum untuk menyeimbangkan emisi yang mereka keluarkan melalui mekanisme sekuestrasi karbon. Fasilitas pembangkit tenaga bisa termasuk ke dalam industri ini.
Sedangkan penjualnya adalah pemilik yang mengelola hutan atau lahan pertanian bisa menjual kredit karbon berdasarkan akumulasi karbon yang terkandung dalam pepohonan di hutan mereka. Atau bisa juga pengelola industri yang mengurangi emisi karbon mereka menjual emisi mereka yang telah dikurangi kepada emitor lain.(fir)

tips penghijauan
Taman Hijau di Wadah dan Pot

POT
atau wadah tanaman, bisa menjadi solusi untuk menciptakan "taman" bagi rumah yang tak memiliki lahan sisa. Sementara untuk "taman normal", pot atau wadah tanaman bisa menjadi aksen yang menarik.
Sebuah taman tak melulu harus terdiri dari hamparan tanah terbuka yang dipenuhi dengan aneka tanaman dan rerumputan. Jika lahan tak memadai untuk itu, Anda tetap dapat memiliki "sebuah taman".
Taman di sini adalah taman alternatif yang terbuat dari susunan pot-pot berisi tanaman hias. Walau tak seperti taman pada umumnya, susunan pot-pot tanaman ini, jika diatur dengan penuh estetika, akan berfungsi juga seperti taman: menambah keindahan dan keasrian rumah Anda.
Jika Anda pergi ke penjual tanaman hias, pot-pot yang biasa digunakan adalah pot-pot yang terbuat dari plastik. Jika ditinjau dari sisi bobot, keawetan, dan harga, pot plastik terhitung sangat unggul.
Namun jika kita mulai berbicara soal keindahan, maka pot plastik ini layak dieliminasi. Pot yang terbuat dari keramik, gerabah tanah liat, batu alam, ataupun semen, memiliki penampilan yang lebih cantik.
Sebelum mulai menanam, pastikan bahwa pot yang Anda gunakan memiliki cukup lubang di bagian dasarnya.
Lubang ini berfungsi untuk membuang kelebihan air, karena air hanya diperlukan untuk melembabkan media tanam, dan bukan menggenanginya. Jika pot Anda tidak memiliki "kaki", maka pot perlu diganjal_misalnya dengan batu bata_agar aliran sisa air lebih cepat keluar.
Selain diganjal, komposisi media di dalam pot juga perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa air tidak menggenangi media tanam. Bagian dasar pot sebaiknya diisi dengan pecahan genteng atau bata agar media tanam tidak hanyut terbawa sisa air ketika disiram.
Untuk proses penanaman, isi pot dengan media setinggi 1/2 bagian, kemudian masukkan tanaman sesuai komposisi yang Anda kehendaki. Tutup dengan sisa media tanam, padatkan tanah, dan siram secukupnya.
Pot berisi tanaman baru ini sebaiknya diletakkan di lokasi yang memiliki cukup naungan, karena tanaman baru ini belum siap diterpa sinar matahari langsung.
Wadah-wadah gerabah bisa juga digunakan untuk tanaman air. Untuk jenis tanaman ini, pastikan bahwa pot benar-benar kedap air.
Agar aman, Anda bisa melapisi dinding dalam pot dengan semen. Letakkan pot berisi tanaman air ini di tempat yang terkena sinar matahari 6_8 jam sehari agar pertumbuhannya sehat.(fir)

* Sumber: Tabloid Rumah