* Dishut Hasilkan PAD Rp 3,9 Miliar * Gedung CCC Hasilkan Rp 1,3 Miliar * Tinggal 592 Desa Belum Berlistrik
NILAI ekspor Sulsel termask dalam kelompok 10 besar nasional. Hal ini merupakan salah satu dari 10 poin keberhasilan dari kinerja yang dituturkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Amal Natsir saat ekspose kinerja 2008 di kantor gubernur awal pekan ini.
Sepanjang tahun 2008, realisasi ekspor Sulsel dari sektor industri meningkat 18,17 persen hingga periode September, dengan nilai 128,2 juta dolar AS. Dibanding periode yang sama tahun 2007 hanya senilai 108,4 juta dolar AS.
"Untuk periode yang sama ekspor dari sektor pertanian juga meningkat 19,21 persen, yakni senilai 251,8 juta dolar AS di 2007 menjadi 300 juta dolar AS di 2008," urai Amal.
Untuk terus memacu kinerja ekspor daerah ini, katanya, Pusat Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah Sulsel berhasil meraih ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2001.
Secara umum ekspor Sulsel selama tiga tahun terakhir (2005-2007) memperlihatkan peningkatan nilai yang signifikan yakni 108,82 persen dengan nilai 1,4 miliar dolar AS.
Komoditi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan ekspor itu yakni nikel yakni 82,61 persen, biji kakao 7,99 persen, udang segar 1,66 persen, kakao butter 1,58 persen dan kayu olahan 0,89 persen.
Amal mengakui dari data terakhir ekspor periode Januari-September 2008 capaiannya relatif kecil karena dipicu oleh turunnya perolehan devisa dari nikel yang baru mencapai 1,1 miliar dolar AS. Padahal untuk periode yang sama tahun 2007 mencapai 1,8 juta dolar AS
Komoditi yang diekspor Sulsel yang sebanyak 78 jenis yang terdiri dari hasil pertanian 40 jenis, hasil industri 35 jenis dan hasil tambang satu jenis.
Selama 2008 negara tujuan ekspor tebnyak ke jepang, Malaysia, Amerika Serikat, Brazil, Kanada, lainnya (lihat tabel).(adv/fir)
Dishut Hasilkan PAD Rp 3,9 Miliar
HINGGA November 2008,Dinas Perhubungan Sulsel baru mampu menghimpun pendapatan asli daerah (PAD) Rp 3,9 miliar atau 94,42 persen dari target yang ditetapkan Rp 4,2 miliar.
Menurut kepala Dishut Sulham Hasan yang diwakili wakil kadisnya, pendapatan itu diperoleh dari retribusi izin trayek, retribusi jasa ketatausahaan dan retribusi penimbangan kendaraan bermotor.
Kontribusi terbanyak dari retribusi jembatan timbang yakni Rp 2,9 miliar. Pendapatan itu tentu saja jauh dari angaran yang dihabiskan untuk sejumlah kegiatan yakni Rp 36,4 miliar.
Jembatan timbang yang dikelola Dishub Sulsel sebanyak 12 jebatan yang tersebar di DataE Sidrap, LumpuE Parapare, Walenrang Luwu, buntu Datu Toraja, Bulu Dua Soppeng Larompong Luwu, Palangga Gowa, Somba Opu Gowa, Tana batuE Bone, Tonrokassi Jeneponto Sajoanging Wajo, dan maccopa Maros.
Dilaporkan pula kegiatan penting Dishut Sulsel sepanjang 2008 yakni pembahasan usulan penyusaian tarif angkutan jalan dengan penurunan rata-rata tujuh persen.
Kedua terkait dibukanya penerbangan internasional langsung dari Makassar ke Kuala Lumpur oleh Air Asia. Serta pindahnya home base Merpati ke Makassar.
Peresmian Bandara Sultan hasanuddin oleh presiden juga menjadi catatan penting. Pasca pengoperasian bandara baru itu saat ini kapasitas penumpang di bandara mencapai 7.000 orang per hari dengan intensitas penerbangan 120-140 pesawat per hari.(adv/fir)
Gedung CCC Hasilkan Rp 1,3 Miliar
KEPALA Dinas Koperasi dan UKM Sulsel Nico Biringkanae mengungkapkan pada 2008 gedung pameran Celebes Convention Center (CCC) di kawasan Pantai Losari telah memberikan pendapatan bagi daerah ini sebesar Rp 1,31 miliar.
Itu sekaligus merupakan kontribusi terbesar dari dua pos utama pendapatan Diskop UKM Sulsel. Gedung CCC meski dinilai lemah dalam konstruksi namun tetap ramai daftar kegiatan yang diselenggarakan. Pembangunan gedung CCC menelan biaya sebesar Rp 60 miliar.
Diutarakan pula jumlah koperasi di Sulsel terus bertambah dari 6.774 unit di 2007 meningkat menjadi 7.010 unit. "Bertambah 236 unit atau 3,48 persen," tutur Nico.
Sedangkan jumlah masyarakat yang menjadi anggota dari 1,11 juta orang menjadi 1,19 juta dengan kenaikan 78.709 orang atau 7,04 persen.
Hanya saja koperasi yang telah emlaksanakan rapat anggota tahunan hanya 1.808 unit. Koperasi yang melaksanakan RAT merupakan indikator koperasi itu berjalan atau beroperasi.
"Dari ribuan koperasi itu volume usahanya mencapai Rp 1,78 triliun dari sebelumnya hanya Rp 1,62 triliun," urainya.(adv/fir)
Tinggal 592 Desa Belum Berlistrik
DARI jumlah total desa di Sulsel sebanyak 2.879 desa, sebnayk 2.287 di antaranya telah terlistriki atau tinggal 592 desa lagi.
Untuk menerangi desa-desa dengan lampu listrik, menurut Kepala Dinas Dinas Pertambangan dan Energi Sampara Salman, Pemprov Sulsel memberikan bantan listrik antara lain PLTS 51 buah, PLTMH 3 unit, PLTN 1 unit dan PLTP 2 unit.
"Untuk dana dari APBN 2008 alokasi PLTS sebnayak 1.000 unit sehingga dari bantuan tersebut desa yang telah terlistriki sebnayak 57 desa," tutur Sampara. Bantuan elektrifikasi melalui PLTS (tenaga surya) tersebar di tujuh kabupaten/kota.(adv/fir)
realisasi kegiatan dari apbd
DINAS PRASARANA WILAYAH
(Rp 151,9 miliar)
* Pemeliharaan jalan dan jembatan (37 paket): 96,54% * Pembinaan dan pengadaan peralatan/bahan jalan (3 paket): 100% * Pembangunan jalan dan jembatan (43 paket): 96,24% * Pembinaan dan peningkatan SDM (1 paket): 93,32% * Pengelolaan administrasi perkantoran (3 paket): 95,42% * Pembinaan dan pengendalian perencanaan dan pengawasan teknis serta pengawasan pemanfaatan jalan (18 paket): 82,47%
DINAS KESOS & LINMAS
* Pelayanan administrasi perkantoran: Rp 878 juta * Peningkatan sarana dan prasarana aparatur:Rp 444,4 juta * Peningkatan disiplin aparatur: Rp 160,4 juta * Peningkatan SD aparatur: Rp 844 juta * Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Rp 405,2 juta * Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah lain: Rp 259,2 juta * Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial: Rp 561,2 juta * Pembinaan anak terlantar Rp 1,4 miliar * Pembinaan panti asuhan/panti jompo: Rp 1,03 miliar * Pembinaan eks penyandang penyakit sosial: Rp 540,9 juta * Pemberdayaan kelembagaan kesos: Rp 90,7 juta
BAPPEDA
* Perencanaan pembangunan ekonomi: Rp 1,2 miliar * Perencanaan sosial budaya: Rp 614 juta * Perencanaan praswil dan SDA: Rp 517,7 juta * Pengembangan data dan informasi: Rp 1,8 miliar * Perencanaa kerja sama pembangunan: Rp 2,2 miliar * Perencanaan pengembangan kota menengah dan besar: Rp 376,02 miliar * Perencanaan pembangunan daerah: Rp 3,2 miliar.