.

.

Rabu, 15 Oktober 2008

Karena Udara Makassar Kini jadi Racun

PERKEMBANGAN Kota Makassar akibat aktivitas pembangunan, sosial, hingga ekonomi dipahami oleh para kandidat wali kota Makassar telah menyeret kota pintu gerbang Indonesia timur ini memiliki beban lingkungan yang berat.
Pohon ditebangi dan ruang terbuka hijau (RTH) di Makassar berkurang cepat, akibatnya menurut seorang calon wali kota dalam paparan visi/misinya, kualitas lingkungan kota anjlok yang berakibat pada turunnya produktivitas warga, tingginya polusi udara dan terbatasnya ruang untuk interaksi sosial.

Sebuah penelitian yang dilansir Fakultas Kesehatan (FKM) Unhas dan UMI beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa kadar racun timbal (Pb) pada udara di Makassar tertinggi dan melebih kota metro lainnya seperti Jakarta dan Bandung.
Demikian pula data dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampapua) bahwa kualitas udara kota Makassar sudah melebihi ambang batas mutu udara ambien nasional 10 ug/m3.
Udara yang Anda hirup di dalam kota Makassar sekarang akan masuk ke dalam darah dan mengakumulasi menjadi racun ditubuh.
Jika seorang ibu hamil menghirup udara di Makassar (dengan realitas polusi sekarang) maka tingkat kecerdasan (IQ) anak yang lahir kemungkinan IQ-nya akan turun 25,5 poin plus beberapa kelainan fisik lainnya.
Tentu Anda tak mau dong...punya anak bodoh dan miliki kelainan, maka pilihlah wali kota yang jelas komitmen dan konsep penghijauannya. Nilai sendiri visi/misi dan programnya (lihat: visi/mis dan program penghijauan kandidat dan kata dan janji mereka).(fir)