.

.

Sabtu, 12 Juli 2008

Sulsel Go Green hingga Optimisme Bank

Makassar, Tribun - Diskusi mingguan Tribun kembali digelar, Jumat (11/7), dengan menghadirkan Branch Manager Panin Bank, Andi Tenri "Onny" Gappa.
Sebagai seorang pencinta lingkungan yang juga Koordinator Panin Peduli, Onny sempat berbicara seputar kegelisahan dan obsesinya menghijaukan Sulsel dan Indonesia.
Menurutnya, dibutuhkan pemahaman, kepedulian, dan aksi nyata semua pihak mulai dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat luas agar issu global soal penyelamatan lingkungan dengan penghijauan optimal dilaksanakan.

Onny menuding, selama ini pemerintah daerah di Sulsel belum memiliki konsep dan kebijakan aksi penghijauan yang memadai.
"Kita secara perorangan dan swasta sudah memulai aksi penghijauan misalnya dengan pembibitan," ujarnya.
Namun, kata penggila motor Harley Davidson itu, pihaknya mengalami kesulitan pada soal menanam di mana, siapa yang tanam, hingga siapa yang memelihara.
Menurutnya, ide Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk mencanangkan gerakan Sulsel Go Green, 15 Juli mendatang, diharapkan sebagai kebijakan untuk menjawab semua hal itu.
Lebih lengkap soal sepak terjang dan harapannya Onny Gappa soal penghijauan di daerah ini baca Tribun besok, Minggu (12/7).
Dalam kapasitasnya sebagai Branch Manager Panin Bank Makassar dan Ketua Dewan Penasihat Perbanas Sulsel, ia membahas sistem dan kondisi terbaru perbankan.
Diskusi terbatas itu turut dihadiri Ketua Bidang REI Sulsel Haris Hody, Pemimpin Redaksi Tribun Dahlan, Pemimpinan Perusahaan Tribun H Ciptyantoro, dan sejumlah awak Tribun.
Menurut Onny, kondisi dan sistem perbankan saat ini jauh lebih baik dan kuat dibanding dulu yang puncaknya terjadi krisis perbankan terparah dalam sejarah negara ini pada 1998.
Indikatornya yakni LDR atau rasio kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan daerah ini merupakan yang terbaik yakni mencapai 97 persen.
CAR dan modal perbankan pun makin kuat. Namun menurutnya perlu sosialisasi yang intens terhadap masyarakat dan memudahkan pengusaha untuk mengases kredit di bank.
"Pengusaha tingkat mikro dan kecil tak mempermasalahkan suku bunga, tapi aksesnya yakni bagaimana dan dimana mendapatkan modalnya," tuturnya.
Pemerintah, harapnya, juga jangan lagi salah persepsi soal tingkat bunga kredit, sebab standar dan manajemen perbankan memiliki hitungan yang jelas dengan parameter yang harus diikuti berdasarkan kebijakan Bank Indonesia.