.

.

Rabu, 30 Juli 2008

Makassar 2025, Public Relation Harus Kuat

VISI Makassar 2025 mau tak mau harus mengintegrasikan pengembangan industri pariwisata yakni di antaranya perhotelan, restoran, hingga objek wisata.

Karena pariwisata merupakan salah satu sektor utama yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pembukaan lapangan kerja, hingga menjadi indikator penting sebuah kota modern.

Pariwisata juga merupakan pendukung bagi menggeliatnya sektor ekonomi yang lain. Bayangkan jika pengembangan menuju Makassar 2025 tidak mengakomodir kepentingan para pelaku industri pariwisata.

Saat ini saja, dengan dibangun dan dioperasikannya sejumlah hotel baru di Makassar sedikit banyak telah merubah wajah kota. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru bukan saja didorong oleh hadirnya pusat perbelanjaan tapi juga beroperasinya hotel baru.

Perkembangan itu tentunya menjadi hal yang positif saat ini dan jangan dihalang-halangi dengan sejumlah pniaeraturan pemerintah kota seperti pungutan berlipat yang akan menimbukan ketidaknyamanan para investor di sektor industri pariwisata.

Peluang pertumbuhan industri pariwisata cukup besar karena secara historis dan realitas saat ini begitu mendukung.

Makassar 2025 sebagai kota dunia kan merupakan pengulangan sejarah abad 18 dan 19. Saat itu Makassar sangat terkenal di dunia perdagangan. Bandar Makassar merupakan bandar ke-20 yang sangat terkenal di dunia dan keempat terkemuka untuk kawasan Asia-Pasifik.

Ini karena didukung oleh letak geografis Makassar yang berada di lintasan strategis pedagangan di Asia Pasifik. Ini juga tentunya menjadi peluang pengembangannya saat ini seperti untuk pariwisata.

Orang berdagang, berinvestasi, kesehatan, dan melaksanakan pendidikan di Makassar, misalnya, tentunya juga membutuhkan fasilitas dan infrastrukutr pariwisata yang memadai. Infrastruktur wisata itu diantaranya yakni hotel, objek wisata, maupun restoran.

Jika mau mengembangkan pariwisata Makassar 2025 maka yang pertama lakukan mapping plan, kedua membangun infrastruktur yang memadai dan berstandar sesuai dengan kebutuhan masyarakat global (dunia), seperti lapangan golf.

Ketiga ciptakan perangkat hukum yang jelas dan adil baik untuk pengusaha pariwisata maupun bagi masyarakat.

Keempat inventaris kembali potensi wisata terutama objek yang layak dikembangkan, seperti wisata maritim maupun MICE (meeting, invitatio, convention, dan expo).

Kelima public relation (PR) kota harus kuat agar bisa menciptakan persepsi Makassar yang positif. Infrastruktur dan objek wisata dikembangkan tapi kalau Makassar hanya diberitakan demo, aksi kriminal, dan hal yang negatif lainnya tentunya akan menjadi ironi.

PR dan promosi yang kuat membuat kami pelaku pariwisat juga akan mudah menjual Makassar dan semakin mudah mendatangkan investor untuk bangun Makassar masa depan.

Kepercayaan investor semisal Para Group yang menginvestasikan triliunan rupiah untuk pusat hiburan disneyland ala Makassar di Tanjung Bunga merupakan modal untuk mewujudka visi Makassar 2025.

Visi itu realistis karena ke depan Makassar akan sangat ramai dikunjungi wisata lokal maupun mancanegara.(firmansyah)

* Anggiat Sinaga Ketua PHRI Makassar