■ Kaidah Utama Mendidik Anak
#firibook -- Alhamdulillah Allah mudahkan dipertemukan dengan taman-taman surga di sela menghadiri Silaknas ICMI di Padang. Sempat menghadiri taklim "Subuh Mubarak" kegiatan rutin oleh pengurus Masjid Raya Padang, Sumbar, tiap Ahad bada shalat subuh.
Masjid Raya Padang itu loh… yang desainnya kereen dan menjadi ikon baru Padang sekarang. Saudaranya Masjid 99 Menara Losari, karya Ridwan Kamil, Gubernur Jabar.
Kegiatan keren, bisa diikuti. Usai taklim subuh dilanjutkan sarapan bersama. Nasi goreng kotak siihh. Tapi dasar namanya masakan padang. Nasi gorengnya sama nendangnya dengan makanan terlezat sedunia, Rendang.
Benarlah kata Gubernur Sumatera Barat saat pembukaan Silaknas ICMI di Universitas Negeri Padang (UNP). Di padang hanya ada dua rasa masakan. Enak dan enak sekali.
---000---
Berikut catatan on the spot dari kajian yang disampaikan Ketua Ikatan Dai Sumbar alumni dari Universitas Islam Madinah. Maaf lupa namanya :
Data perkembangan pengidap penyakit dan kelainan jiwa LGBT beberapa kurun waktu terakhir di sejumlah daerah meningkat. Tak terkecuali di Sumatera Barat.
Padahal maksiat yang paling cepatkan Allah ta'alla datangkan azab yakni perilaku menyimpak seperti Kaum Sodom masa Nabi Luth itu
Kedahsyatan azab Allah tergambar dalam Surat Hud Ayat 82
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
Benteng terkuat bagi anak-anak kita agar tidak terdampak oleh perilaku seks menyimpang LGBT itu adalah keluarga.
Salah satu masalah yang menjadi pemicu meningkatnya penyakit sosial itu yakni anak kehilangan figur ayah dalam kehidupannya. Para ayah dan ibu semakin sibuk dengan pekerjaan dan pergaulannya.
Silahkan sekolahkan anak di mana saja. Namun harus kuat pancang pendidikan dan hubungan orang tua dan anak di rumahnya.
Rasulullah mendidik anak dan cucunya dengan suri tauladan atau uswah hasannah dan kelembutan. Seperti kebiasaan Rasulullah mencium cucunya Hasan dan Husain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ :أَنَّ الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ الْحَسَنَ فَقَالَ إِنَّ لِي عَشْرَةً مِنْ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ وَاحِدًا مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( إِنَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ)) (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu : ia berkata:Bahwa Aqra’ bin Habis pernah melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mencium Hasan.
Dia (Aqra’ bin Habis) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi “(HR.Muslim)
Kalimat : “Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi." Sangat dalam maknanya.
Maka jika kita orangtua ingin di jari tua disayangi anak maka sebelum tua mari tunjukan kasih sayang kepada anak.
Kalau hati bertaut maka apa yang terjadi di antara anak dan orang tua itulah juga urusan hati. Rasulullah juga punya panggilan khusus dan sayang kepada istri-istrinya.
Ini pilar terpentingmemperkuat benteng keluarga yakni anak mengetahui orangtua-orangtua mereka menyayanginya maka tunjukanlah rasa sayang kepada anak.
Sang ibu bisa sebagai tempat berkeluh kesah sang anak. Tapi anak membutuhkan ketegasan dari seorang ayah. Agar anak memiliki kekuatan karakter.
Maka sesungguhnya ada 5 kaidah pendidikan dalam keluarga.
1. Siapa yang tidak pandai menyayangi maka dia tak akan disayangi.
Ucapkan kata yang menunjukkan sayang dan cinta kepada anak. Hindari kata "cilakuang" (celakalah kamu"
2. Berikan doa terbaik bagi anak
Ada 3 doa tak ditolak
1. Doa musyafir
2. Doa orang didholimi. Tidak ada batas antara orang didholimi dan Allah.
3. Doa orangtua terhadap anak. Seberapa pun sakitnya orangtua hindari keluar kata yang akan menjadi sebab anaknya susah di dunia dan akhiratnya.
Jadikan doa sebagai senjata untuk kegelisahan kita dari pengaruh dan dampak pergaulan anak-anak kita. Jangan sampai kita lebih percaya kepada para guru dan orabg untuk melindungi daripada kepada Allah.
Jika kita anak mengingat orangtua maka langsung telepon mereka karena bisa jadi mereka sedang rindu pada kita.
Biasakan doa untuk anak. Kapan pun ketoka kita rindu dan ingat anak kita. Bacalah buku parenting apapun namun doa orangtua tetaplah senjata utama
Untuk pendidikan jangan pernah berhitung karena itulah yang akan jadi bekal anak kita
Jika terlanjur pernah ucapkan hal buruk bagi anak maka orangtua minta ampun pada Allah lalu mendoakan anak terutama di waktu mustajab
Doa terbaik kepada anak yakni
Anak berbakti.
Membawa kita orangtuanya ke surga
Gabungkan ikhtiar maksimal dengan beri pendidikan bagi anak dan doa terbaik. Karena ridho Allah terletak pada ridho orangtua.
3. Hindari marah di kedepankan dalam mendidik anak.
Sebagaimana ketika seorang pemuda minta izin berzina kepada Rasulullah.
Abu Umamah Radhiyallahu anhu bercerita, “Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”. Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, mereka berkata, “Diam kamu, diam!”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau dan duduk. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”.
“Tidak demi Allah, wahai Rasul” sahut pemuda tersebut.
“Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika bibi (dari jalur bapakmu) dizinai?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.
“Relakah engkau jika bibi (dari jalur ibumu) dizinai?”.
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya”.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu TIDAK PERNAH lagi tertarik untuk berbuat zina”. [HR. Ahmad, shahih, Ash-Shahihah I/713 no. 370]
Dari hadits ini memberikan pelajaran bahwa Rasulullah tidak marah, namun menasihati dan mengajak diskusi pemuda tersebut. Mari ajak bicara anak-anak kita untuk memahamkan baik buruk kehendak dan keinginannya.
Terutama ketika anak usia SMP biasanya anak ingin diakui dan menarik perhatian orangtuanya.
4. Tanamkan adab kepada anak
Ajarkan rasa malu. Maka jika anak tak tutup aurat maka tunjukan rasa malu. Rasulullah memerintahkan memisahkan tempat tidur anak dan orangtua sebagai pelajaran rasa malu.
Kalau anak masuk ke kamar orangtua maka ketuk dulu agar anak tak melihat hal tak patut. Ini sebagai pembiasakan minta izin.
Sebab, kebanyakan pemicu penyimpangan LGBT karena tontonan atau apa yang dilihat anak.
5. Tanamkan aqidah kuat
Tanamkan rasa takut kepada Allah dan rasa harap hanya kepadaNya.
Masyarakat jangan jadi masyarakat tak peduli. Dulu ninik mamak malu jika ketahuan anak bersama lawan jenis.
Wallahuallam.(fir)