* Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008 Depkes
Makassar, Tribun - Sulsel merupakan provinsi lima besar terbaik nasional untuk status gizi masyarakatnya. Hal itu berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2008 dari Departemen Kesehatan yang dipublikasikan baru-baru ini
"Itu berdasarkan analisis urutan posisi secara nasional berdasarkan prevalensi tidak kurus, tidak pendek dan tidak gemuk (status gizi normal), Sulsel menduduki peringkat lima terbaik," jelas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr H Rachmat latief SpPD Mkes di Makassar, Jumat (6/3).
Kondisi ini, menurutnya, menggambarkan bahwa pencapaian program gizi di daerah ini telah menunjukkan hasil yang dapat dibanggakan.
Berbagai upaya promotif, preventif, serta rehabilitatif telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Sulsel dengan melibatkan berbagai sektor terkait dan berbagai sumber dana baik itu dari APBD, APBN dan bantuan luar negeri (ADB dan Unicef).
Kepala Subdin Bina Kesehatan Keluarga, KB, dan Gizi Dinkes Sulsel dr A Mappatoba MBA, menambahkan, status gizi masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor yang terkait.
"Bahwa status gizi bukan hanya ditentukan oleh faktor kesehatan semata (intake makan dan penyakit infeksi) namun multifaktor," urainya.
Faktor lain yakni tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, ketersediaan pangan, akses ke pelayanan kesehatan dan sebagainya.
Dari data riskesdas daerah diuraikan Mappatoba bahwa terdapat 16 kabupaten/kota yang telah melaksanakan program penanganan gizi dengan baik.
"Hanya satu kabupaten dengan status penanganan kategori cukup," jelasnya tanpa menyebutkan kabupaten yang dimaksud.(adv/fir)
penjelasan kadis dinkes
Karena Program Inovatif
CAPAI itu tak lain antara lain karena Pemprov Sulsel melalui Dinkes menyelenggarakan program inovatif berupa penerapan asuhan gizi melalui pendampingan oleh tenaga gizi professional.
Program ini telah dijadikan model secara nasional oleh Depkes RI. Program ini telah dilaksanakan sejak 2005 dan pendampingan berhasil dilakukan di 180 desa di seluruh kabupaten/kota.
Pendampingan diselenggarakan untuk membantu masyarakat yang mempunyai kesulitan masalah dalam bidang gizi dan kesehatan.
Disamping itu untuk meningkatkan kualitas program perbaikan gizi dengan lebih mengaktifkan posyandu yang akan disandingkan dan diintegrasikan dalam Baruga Sayang.
Kita berharap semua upaya ini mendukung target Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk peningkatan indeks pembangunan manusia Sulsel.(fir)
Pertama Susun Ranperda ASI
UNTUK mendukung perbaikan gizi balita, Dinas Kesehatan Sulsel mendorong meningkatkan cakupan pemberian air susu ibu (ASI) dengan mengendalikan penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI.
Upaya itu dengan menyusun Ranperda Peningkatan Pemberian ASI dan Pengendalian Penggunaan Pengganti ASI (PASI). Perda itu masih dalam tahap pengodokan.
"Perda tersebut akan mengendalikan peredaran susu formula utamanya untuk bayi di instansi pelayanan persalinan, baik pemerintah maupun swasta, sehingga dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI," jelas Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat dan Institusi, Astati Made Amin SSiT, Mkes.
Unicef sebagai salah satu badan PBB yang khusus melindungi anak, telah memfasilitasi penyediaan ruang menyusui pada tempat-tempat umum, seperti penyediaan ruang menyusui di Mall GTC, MTC, MaRI, dan Panakukuang Square.(fir)