.

.

Jumat, 27 Maret 2009

Kematian Ibu Hamil di Sulsel Turun

* Dampak Dinkes Sinergikan Bidan-Dukun

DINAS
Kesehatan Sulsel berinisiatif pengembangan kemitraan bidan-dukun. Model kemitraan yang dilakukan yakni dukun tidak lagi menolong persalinan, tetapi hanya mendampingi dan menjadi mitra bidan dengan mengawal ibu hamil mulai saat pemeriksaan pertama sampai menjelang persalinan.
Program ini menurut Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr H Rachmat Latief SPPD MHA Mkes berdampak pada penurunan angka kasus kematian ibu hamil dan ibu bersalin.

"Pertolongan persalinan oleh bidan meningkat tinggi dan sebaliknya persalinan oleh dukun sudah sangat menurun," urainya di Makassar, Selasa (10/3). Pemanfaatan Polindes dan Puskesmas untuk menolong persalinan juga semakin meningkat.
Pada 2005-2008 jumlah kasus kematian terus menurun masing-masing 163 kasus, 151 kasus, 141 kasus dan 116 kasus.
"Prosentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada 2008 telah mencapai target lebih dari 80 persen," jelas Kepala Subdin Bina Kesehatan Keluarga, KB, dan Gizi Dinkes Sulsel Dr Andi Mappatoba DTAS MBA(HPN)
Kondisi ini menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu provinsi yang mencapai target nasional.
Menurut Mappatoba, masalah kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir ini perlu segera diatasi, karena derajat kesehatan ibu dan anak sangat menentukan kualitas sumber daya manusia daerah ini.
Penurunan angka kematian ibu dan anak akan terlaksana bila sistem pelayanan di tingkat pelayanan dasar dapat bekerja bahu membahu dengan system pelayanan rujukan primer.
"Pengembangan kemitraan bidan-dukun merupakan suatu kegiatan yang mengarah kepada kesatuan gerak langkah antara sistem pelayanan kesehatan ditingkat dasar dan pelayanan rujukan dan upaya pemberdayaan dan peran aktif masyarakat," urainya.(adv/fir)

penjelasan kadis dinkes sulsel
Harus Ada Terobosan

IDE
awal dan inisiatif melaksanakan kemitraan bidan dan dukun itu karena masih rendahnya akses dan kualitas pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan saat sebelum program ini dilaksanakan baru mencapai 70 persen.
Dinkes Sulsel menyadari bahwa pertolongan persalinan tenaga kesehatan belum maksimal sehingga harus ada terobosan untuk meningkatkan cakupan tersebut yakni dengan kemitraan bidan dan dukun.
Saat ini dukun telah kami latih dan mereka dibekali kaidah layanan persalinan sesuai standar kesehatan seperti cara pemotongan pusar. Dukun bersalin juga kini sudah bisa menemu kenali persalinan yang harus dirujuk.(adv/fir)

Bappenas Usul Jadi Model Nasional

TIM
dari Bappenas telah berkunjung ke dua Kabupaten di Sulawesi Selatan untuk melihat secara langsung program kemitraan bidan-dukun.
Pihak Bappenas, menurut Kepala Subdin Bina Kesehatan Keluarga, KB, dan Gizi Dinkes Sulsel Dr Andi Mappatoba DTAS MBA(HPN), memutuskan untuk memasukkan model Kemitraan ini ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN ) dan menjadi contoh untuk daerah lain.
Model kemitraan bidan-dukun di Sulsel, menurut Mappatoba, cukup optimal karena dikawal oleh pemerintah setempat melalui pendekatan mobiliasi sosial kesehatan ibu dan anak mulai di tingkat Desa.
Hampir sebagian besar kabupaten/kota di Sulsel sudah melaksanakan kemitraan bidan dan dukun ini.
Bukan saja pihak pemeritnah pusat yang melihat pola kemitraan itu tapi beberapa pemprov lain juga sudah berkunjung melihat program kemitraan ini.(adv/fir)