.

.

Senin, 14 Oktober 2013

Qurban Berutang Daripada Tidak Sama Sekali

Firibook, Senin (14/10) - Alhamdulillah pengurus masjid kami menemukan solusi atas kelalaian sebagian warga, terutama jamaah tetap, mengalokasikan rejeki untuk berqurban. Pengurus masjid sepakat untuk mengutangkan/membayarkan duluan biaya pembelian sapi.

Kami menyebut kelompok "tanggal muda". Biaya urunan qurban akan dibayar pada tanggal muda/tanggal gajian. Inisiatif ini dilakukan dengan alasan betapa pentinganya ibadah berqurban.

Rasanya tak ada alasan yang patut diajukan dan menjadi dalih bagi ummat Islam yang memiliki penghasilan tetap, sudah punya rumah dan kendaraan tapi tidak berqurban.


Apalagi tak ada larangan berqurban atau beribadah dengan berutang lebih dulu selama kita yakin mampu membayar.

Di antaran ulama yang menganjurkannya berqurban meskipun harus berhutang adalah Imam Abu Hatim sebagaimana dinukil oleh Ibn Katsir dari Sufyan At Tsauri dalam Tafsir Ibn Katsir, surat Al Hajj:36.

Sufyan al-Tsauri rahimahullah mengatakan: “Dulu Abu Hatim pernah berhutang untuk membeli unta kurban. Beliau ditanya: “Apakah kamu berhutang untuk membeli unta kurban?” beliau jawab: “Saya mendengar Allah berfirman: "Kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya (unta-unta kurban tersebut).” (Q.s. Al Hajj:36).

Lah... cuma Rp 1,2 juta ini.... Untuk urusan dunia saja kita bisa gelap mata dan tak berpikir panjang memenuhinya walau dengan mengutang.

Harusnya untuk urusan ibadah qurban yang mendekati wajib hukumnya itu patut pula kita untuk ngotot-ngototan. Bukannya membesar-besarkan alasan tidak lapang rezeki untuk tidak berqurban. 

Ancaman pun sudah jelas bagi ummat yang mampu/bisa berqurban tapi tidak menunaikannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda: “Barangsiapa mendapatkan kelapangan dalam rizki namun tidak mau berkurban maka janganlah sekali-kali mendekati tempat Shalat  kami.” (H.R. Ahmad)

Rasulullah tidak rela, tidak ridho bagi orang yang tak berqurban. Padahal shafaat Rasulullah kelak di akhirat dan saat ini untuk kebaikan kita di dunia sangatlah utama.

Saya sendiri baru dua tahun terakhir ini "ngeh" dengan berqurban. Setelah merasa ketakutan membaca hadist di atas. Dan kegirangan dengan janji keutamaan berqurban.

“Setiap satu helai rambut dan bulu dari hewan qurban adalah satu kebaikan.” HR Ahmad dan ibn Majah. Waoo....berapa juta tuh rambut dan bulunya, itulah kebaikan yang akan kita nikmati di dunia dan akhirat kelak.

Dulu saat punya gaji tetap sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk menyengajakan diri mengalokasikan biaya untuk berqurban. Betul-betul lalai dan mencari-cari alasan untuk menyenangkan diri sendiri dari keengganan berqurban.

Yuk berqurban...moga diridhoi.... Selamat merayakan lebaran Idul Adha.(@firlafiri)