Firibook, Senin (14/10) - Sudah hampir sebulan Blacberry ku off. Awalnya karena saban hari suka hang dan bermasalah dengan key padnya, serta masalah-masalah lainnya. Dugaan keras karena masa operasional memang sudah melewati batas pakai.
BB itu memang sisa-sisa harta gono-gini dari Tribun Timur. Yang dibagikan (kami beli dengan mencicil di Tribun) untuk keperluan dan memudahkan tugas redaksi. Yah...sejak 2010 kalau tidak salah. Berarti sudah hampir empat tahunan.
"Muhama (Rasul Muhammad SAW mungkin maksudnya. kok jadi ucapan pengantar kaget ya...? )...sudah lewat itu bos, 2 tahun ji itu BB dipakai," pekik seorang rekan dari Sulawesi Tenggara.
Saking seringnya bermasalah saya pun sudah mulai malas-malasan memperpanjang/membelikan pulsanya. Dan akhirnya sebulan terakhir ini, saya sudah benar-benar tidak peduli lagi aktif tidaknya BB tua tipe jadul itu.
Imbasnya pun saya juga malas mengaktifkan paket BB untuk BB baru yang saya beli di Koperasi Pesantren Hidayatullah. Tablet Samsung ku pun tak ku pedulikan lagi dan makin jarang dioperasikan
Alhamdulillah Hidayatullah memberi paket cicil tanpa unsur riba bagi pengurus dan jamaahnya. Kalau mau bayar alhamdulillah kalau tidak maka didoakan keselamatan dan kelimpahan rejeki para debitur. Subhanallah bukan ?
Dimasa-masa awal menggunakankan BB terasa memang teknologi ini membelengu jiwa dan raga. Semua juga mengakui kok yah..ketergantungan luar biasa pada BB.
Bangun tidur langsung tengok BB, lagi rapat, dengan khotbah mencet-mencet BB dan usai shalat bukannya berzikir dan berdoa tapi langsung rogoh kantong lihat BB, hingga saat mau tidur lagi pun tidak lupa chas dulu BB. Banyak bukan cerita-cerita sejenis terkait belenggu dan ketergantungan pada BB ??
Nah dengan offnya BB lama saya (PIN 2261613E) dan belum sempat saya mengaktifkan BB baru (Pinnya pun belum tahu) menjadi kemenangan dan kemerdekaan tersendiri bagi saya akhir-akhir ini.
Bunyi pang-ping BB tak lagi merongrong. Hasrat untuk mengganti status dan foto profil tak lagi menyibukkan. Dan kantong tak lagi harus repot diisi dengan dua, tiga hp, sekarang cukup satu hp Samsung sejuta ummat berharga Rp100an ribu yang penting bisa ditelpon/menelpon dan SMS.
Padahal saya sebelumnya yang paling getol mendorong rekan dan komunitas untuk memiliki BB. Saking penting, menarik dan memudahkannya dengan memanfaatkan teknologi komunikasi ini.
Hmmm...makin terlatih menemukan dan membahasakan hikmah di balik setiap kesulitan dan masalah yang tengah dihadapi. Dari pada gelisah dan kesusahan sendiri hahaha.... Tunggu ya...aktif BB saya yang baru..!!(@firlafiri)
