.

.

Rabu, 09 Oktober 2013

Advertorial-Kemenkes-Dinkes Sulsel Gelar Pelatihan




KEMENTERIAN Kesehatan RI (Kemenkes) bekerja sama denga Dias Kesehatan (Dinkes) Sulsel menggelar Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Regional Timur 2013 di Makassar, baru-baru ini.

Pelatihan tersebut merupakan implementasi dari arah pembangunan kesehatan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN Kemenkes 2010-2014 yakni memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri dan berkeadilan.


Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya penguatan kapasitas tenaga fasilitator pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan untuk mempercepat target capaian desa dan kelurahan siaga aktif,” urai Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Sulsel Drs Haryamin Apt Mkes di ruang kerjanya, pekan lalu.

Pelatihan itu diikuti 68 orang peserta dari pengelola promkes dan penyehatan lingkungan dari 10 dinkes provinsi (Sulsel, Gorontalo, Sultra, Sulbar, Sulut, Sulteng, Bali, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat).

Selain pemberian materi pemberdayaan masyarakat, menurut Haryamin, kegiatan pelatihan itu juga melakukan praktik lapang di antaranya di Desa Aengbatubatu, Galesong Utara, Takalar.
“Praktik lapang bagi para peserta telah berhasil melakukan pemicuan lebih dari 20 orang untuk membangun jamban,” urainya.

Kepala Kepala Bidang Pemberdayaan dan Peran Serta Masyarakat Depkes, drg Rarit Gempari, menjelaskan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah upaya aktif, proses partisipatif yang membuat individu-individu, organisasi dan masyarakat mendapatkan kendali lebih besar manfaat dan keadilan sosial.

Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif yang terintegrasi ke dalam proses pembangunan partisipatif memerlukan dukungan. Untuk itu, dalam memantapkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di desa dan kelurahan siaga aktif diperlukan peningkatan kapasitas bidang pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan untuk fasillitator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,” jelas Rarit sebelumnya.(adv)
·          
Penjelasan Kadinkes Sulsel
Desa Siaga Aktif 89,57 %

MENGACU pada target Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2014, seluruh desa dan kelurahan di Indonesia 70% ditergetkan menjadi desa dan kelurahan siaga aktif.

Desa dan Kelurahan siaga telah menjadi desa dan kelurahan siaga aktif apabila penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes, atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas, Pustu, atau sarana kesehatan lainya.

Oleh karena itu, dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diperlukan langkah-langkah edukatif berupa upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Di Sulsel, hingga saat ini telah memiliki 89,57 % desa siaga aktif dengan kategori pratama 60,69 %, madya 23,44 %, purnama 13,44 % dan mandiri 2,3 %.(adv)
* Kadinkes Sulsel, Dr dr H Rachmat Latief SpPD MKes FINASIM

Tips Hidup Bersih & Sehat
Biasakan Check Up Rutin

DI Indonesia terjadi peningkatan jumlah penyakit tidak menular, yaitu penyakit yang timbul akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti kencing manis/diabetes, penyakit jantung koroner, dan stroke.

Untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit tersebut di atas, Prof. Dr. dr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD, K-EMD memberikan pedoman yang ia sebut sebagai “Sepuluh Petunjuk Pola Hidup Sehat”.

Beliau menyingkat pedoman ini menjadi GULOH SISAR, yang mencakup: kurangi konsumsi gula, mengontrol kadar asam urat dan asupan lemak, hindarilah terjadinya peningkatan berat badan berlebih.
Mengontrol tekanan darah, menghindari paparan asap rokok, rutinkan olahraga setiap hari, tidur minimal 6 jam sehari, hindari minum alkohol. Dan yang terakhir regular melakukan Check Up kesehatan.

Kita disarankan oleh para ahli kesehatan untuk membiasakan kontrol fungsi tubuh secara teratur dengan melakukan cek kesehatan dan konsultasi tenaga kesehatan secara rutin, terutama apabila Anda suadah berumur di atas 40 tahun. Biasakan kontrol kesehatan setiap 12 bulan sekali.

Siapa pun Anda,  bila Anda sudah berusia di atas 35 atau bahkan 40 tahun, sangat disarankan bagi Anda untuk melakukan medical checkup secara rutin. Medical checkup adalah pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan Anda, bukan untuk mendiagnosis gejala atau mengobati penyakit.

Medical checkup mencakup serangkaian wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Jenis-jenis dan lingkup pemeriksaan kesehatan dalam medical checkup bervariasi, tergantung keperluan dan permintaannya.

Pada umumnya medical checkup bertujuan untuk mendeteksi secara dini bila ada masalah kesehatan tersembunyi yang belum menunjukkan gejala, terutama penyakit-penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, penyakit liver dan diabetes mellitus. Selain mendeteksi dini penyakit, medical checkup juga menentukan tingkat kebugaran dan kesehatan umum.(dari berbagai sumber)
·         Kasi Promkes Dinkes Sulsel, Drs Haryamin Apt MKes

Advertorial By MQM Media Relation & Publishing 081241276040 terbit Rabu (9/10) di Harian Seputar Indonesia