
KEMENTERIAN Kesehatan RI (Kemenkes) bekerja sama denga Dias Kesehatan (Dinkes) Sulsel menggelar Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Regional Timur 2013 di Makassar, baru-baru ini.
Pelatihan tersebut merupakan implementasi dari arah pembangunan kesehatan nasional yang
telah ditetapkan dalam RPJMN Kemenkes 2010-2014 yakni memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri dan
berkeadilan.
“Kegiatan
ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya penguatan kapasitas tenaga fasilitator pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan dalam melaksanakan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan untuk mempercepat
target capaian desa dan kelurahan siaga aktif,” urai Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Sulsel Drs
Haryamin Apt Mkes di ruang kerjanya, pekan lalu.
Pelatihan itu diikuti 68 orang peserta dari pengelola promkes dan penyehatan lingkungan
dari 10 dinkes provinsi (Sulsel, Gorontalo, Sultra, Sulbar, Sulut, Sulteng, Bali, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat).
Selain pemberian materi pemberdayaan masyarakat, menurut Haryamin, kegiatan pelatihan itu juga melakukan praktik lapang di antaranya di Desa
Aengbatubatu, Galesong Utara, Takalar.
“Praktik lapang bagi para peserta telah berhasil melakukan pemicuan lebih
dari 20 orang untuk membangun jamban,” urainya.
Kepala Kepala Bidang
Pemberdayaan dan Peran Serta
Masyarakat Depkes, drg Rarit Gempari, menjelaskan pemberdayaan masyarakat adalah sebuah upaya aktif, proses partisipatif
yang membuat individu-individu, organisasi
dan masyarakat mendapatkan kendali lebih besar manfaat
dan keadilan sosial.
“Pengembangan
desa dan kelurahan siaga aktif yang
terintegrasi ke dalam proses pembangunan partisipatif memerlukan dukungan. Untuk itu, dalam memantapkan
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
di desa dan kelurahan siaga aktif diperlukan peningkatan kapasitas bidang pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan untuk fasillitator
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,” jelas Rarit sebelumnya.(adv)
·
Penjelasan
Kadinkes Sulsel
Desa Siaga Aktif 89,57 %
MENGACU pada target Renstra Kementerian
Kesehatan RI tahun 2014, seluruh desa dan kelurahan di Indonesia 70% ditergetkan menjadi desa dan
kelurahan siaga aktif.
Desa dan Kelurahan siaga telah menjadi desa dan
kelurahan siaga aktif apabila penduduknya
dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari
melalui Poskesdes, atau sarana kesehatan
yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas, Pustu, atau sarana kesehatan lainya.
Oleh karena itu, dalam
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diperlukan
langkah-langkah
edukatif berupa upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah
kesehatan yang dihadapinya melalui proses
pemberdayaan masyarakat.
Di Sulsel, hingga saat ini telah memiliki 89,57 % desa siaga aktif dengan
kategori pratama 60,69 %, madya 23,44 %, purnama 13,44 % dan mandiri 2,3 %.(adv)
* Kadinkes Sulsel, Dr
dr H Rachmat Latief SpPD
MKes
FINASIM
Tips Hidup Bersih & Sehat
Biasakan Check Up Rutin
DI Indonesia terjadi peningkatan jumlah penyakit tidak
menular, yaitu penyakit yang timbul akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti
kencing manis/diabetes, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit tersebut di atas, Prof. Dr. dr.
Askandar Tjokroprawiro, SpPD, K-EMD memberikan pedoman yang ia sebut sebagai
“Sepuluh Petunjuk Pola Hidup Sehat”.
Beliau menyingkat pedoman ini menjadi GULOH SISAR, yang mencakup: kurangi
konsumsi gula, mengontrol kadar asam urat dan asupan lemak, hindarilah
terjadinya peningkatan berat badan berlebih.
Mengontrol tekanan darah, menghindari paparan asap rokok, rutinkan olahraga
setiap hari, tidur minimal 6 jam sehari, hindari minum alkohol. Dan yang
terakhir regular melakukan Check Up kesehatan.
Kita disarankan oleh para ahli kesehatan untuk membiasakan kontrol fungsi
tubuh secara teratur dengan melakukan cek kesehatan dan konsultasi tenaga
kesehatan secara rutin, terutama apabila Anda suadah berumur di atas 40 tahun.
Biasakan kontrol kesehatan setiap 12 bulan sekali.
Siapa pun Anda, bila Anda sudah
berusia di atas 35 atau bahkan 40 tahun, sangat disarankan bagi Anda untuk
melakukan medical checkup secara rutin. Medical checkup adalah pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk
mengetahui status kesehatan Anda, bukan untuk mendiagnosis gejala atau
mengobati penyakit.
Medical checkup mencakup serangkaian wawancara dan pemeriksaan kesehatan.
Jenis-jenis dan lingkup pemeriksaan kesehatan dalam medical checkup bervariasi,
tergantung keperluan dan permintaannya.
Pada umumnya medical checkup bertujuan untuk mendeteksi secara dini bila
ada masalah kesehatan tersembunyi yang belum menunjukkan gejala, terutama
penyakit-penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, penyakit liver dan diabetes
mellitus. Selain mendeteksi dini penyakit, medical checkup juga menentukan
tingkat kebugaran dan kesehatan umum.(dari
berbagai sumber)
·
Kasi Promkes Dinkes Sulsel, Drs Haryamin Apt
MKes
Advertorial By MQM Media Relation & Publishing 081241276040 terbit Rabu (9/10) di Harian Seputar Indonesia