.

.

Rabu, 25 September 2013

Menimba Ilmu di Hidayatullah Bukit Tembak

Firibook, Balikpapan - Sudah dua hari ini saya bergabung bersama 6000 jamaah Hidayatullah dalam kegiatan Silaturahmi Nasional dan Milad ke-40 Hidayatullah di Ponpes Pusat Hidayatullah, Bukit Tembak, Balikpapan, Kaltim.

Bagi saya yang tak memiliki latar pergaulan dan pendidikan di pondok pesantren, beberapa rutinitas ribuan orang berjenggot, berkopiah dan berjubah/gamis ini membuat saya terkesima.

Porsi makan mereka ala kadar saya harus nambah, tiap berpapasan salam selalu terdengar sedangkan kami dikompleks rada-rada seperti mau ngajak brantem jika mata ketemu mata, tidak ada kesemrawutan dan hirukpikuk saat antre makan, mandi, serba teratur dan berusaha untuk mendahulukan orang lain. Rasanya seperti tidak ada ribuan orang yang lagi tumplek di sebuah lokasi.

Wajah-wajah teduh dan senyum merekah. Jangan berpikir untuk bisa melihat wajah "mahluk halus" mereka ditempatkan terpisah di seberang danau dan mereka jyga sibuk dengan aktivitasnya.

Selain di masjidil haram dan Nabawi, saya baru melihat kembali jamaah shalat subuh yang memenuhi masjid, penuh dengan shaf rapat, sangat rapat. Biasanya sih satu-dua shaf saja di masjid kebanyakan.

Kehidupan di ponpes seluas 1000 (seribu, betul 3 nolnya) dimulai pukul 03:00 untuk shalat lail dengan rukuk dan sujud yang terbilang lama untuk ukuran saya, sekitar 5-10 menit. Bandingkan dengan shalat kita untuk empat rakaat hanya 3 menit.

shalat lail hingga waktu subuh datang. Usai subuh mendengarkan ceramah agama dan belajar ngaji. Subhanalah...tadi subuh para sosok berjenggot dan berjidat hitam itu belajar menyempurnakan membaca surat Al Fatihah. Hah gak salah tuh..kok ustad belajar Al Fatihah sih...itu gumamku.

Lalu mereka sendiri-sendiri menunaikan shalat dhuha. Oh ya...sebagai sesama lelaki ternyata mereka tetap suka "menggosipkan" wanita. Tapi wanita yang dibicarakan bidadari di surga dan saling menggoda dan menyemangati untuk poligami. asyiik skali pembicaraan itu...pisss istriku...kikikikkk

Oh ya saya juga terkagum-kagum oleh peradaban yang Hidayatullah dirikan ini. Fasilitas lengkap yang dikelola sendiri, mulai dari puskesmas, kebersihan, pasar, dll dalam kompleks satu pintu itu.(*)