Firibook, Kamis (26/9) - Klakson mobilku pernah ngadat, mogok bersuara. Karena tak punya kegemaran mengurus mobil, saya menunda-nunda membawanya ke bengkel. Hari pertama, kedua dan ketiga terasa aneh tidak memencat-mencet klakson saat mengendarai mobil Daihatsu Terios tipe di atas standar dikit itu...
Ada motor yang salip, ojek dan bentor ugal-ugalan atau mobil di depan yang melambat, tidak ada lagi kekuatan untuk menegur dan memurkainya dengan membunyikan klakson.
Hari keempat, saya pun mulai terbiasa untuk menerima hilangnya perasan superior berkendara dan ketakberdayaan karena "pendholiman" di jalanan itu. Jika ada kendaraan yang seenaknya parkir dan melambat menghalangi laju mobilku, saya pun sabar menunggunya menepi atau mengikuti laju lambatnya di belakang.
Hari kelima atau pekan pertama saya pun mulai merasakan nikmatnya pelajaran kesabaran, kerendahan hati, legowo, dan mengalah sebagai imbas dari rusaknya klakson mobil yang malas dan saya tunda perbaiki itu. Tidak ada lagi ketergesa-gesaan, hilang pula kecemasan dan kekhawatiran untuk sesuatu urusan karena mobil tak bisa laju dengan lancar.
Lalu memasuki pekan kedua saya memutuskan untuk menggenapkan terapi tanpa klakson itu hingga 40 hari, sebulan lebih. Konon pembiasaan selama 40 hari direkomendasikan oleh para psikolog agar dapat menjadi pembiasaan bawah sadar.
Ustad Yusuf Mansyur pun sering kali menganjurkan untuk membiasakan ibadah sunah seperti tahajud, dhuhah, tadabur al quran, sedekah, berzikir hingga shalat berjamaah dengan mematok dan menargetkan dalam 40 hari sebagai terapi awal.
Selanjutnya kesadaran bawah sadarlah (subconscious mind) yang akan secara otomatis mengendalikan sehingga kita tidak menyadarinya.tanpa sadar pembiasaan itu.
Panggilan Allah (Allah loh yang panggil, bukan orang tua apalagi bos ta....) yang meraung-raung untuk shalat subuh misalnya tak berat lagi ditunaikan. Sengaja mencontohan shalat berjamaah subuh karena sungguh berat shalat berjamaah isya dan subuh bagi kita yang memiliki sifat munafik.
"“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik, adalah shalat
isya’ dan subuh [berjamaah]. Kalau saja mereka tahu apa yang ada pada
keduanya. Mereka bakalan mendatanginya walaupun sambil merangkak. Dan,
aku telah berencana untuk memerintahkan shalat seorang laki-laki bersama
orang-orang. Kemudian, aku mengajak mereka membawa kayu bakar menuju
kaum yang tidak mendatangi shalat. Lalu, aku bakar rumah mereka dengan
api” (HR.Bukhari dan Muslim).
Hayoo..yang merasa masih malas shalat subuh berjamaah di masjid silahkan tersinggung, jika Anda tersinggung berarti sudah ada hidayah. Tapi tersinggung saja namun masih enggan melaksanakannya dan malah ngeles dan berdebat dengan berbagai alasan dan dalih, maka hati-hatilah setan tengah menggiring Anda untuk memiliki sifat laiknya orang Yahuda dan Nasara. Ya...dendee.....
Sampai dimana tadi...? Oh ya...lantaran kalkson yang ngadat itu, insyaAllah kebelakang-kebelakangnya saya semakin mudah (hanya mudah loh...bukan menghilangkan) untuk melakukan switch perasaan ketergesa-gesaan, kekhawatiran, kecemasan, ketakutan, kegelisahan kepada perasaan yang membuat nyaman hati dan perasaan.
Coba deh...rusak klakson motor dan mobil Anda sekarang..hahahahha....