.

.

Kamis, 26 September 2013

Ketika Anak Sudah Punya Keinginan Sendiri

Firibook - Si sulung anak kami, Adwa'mantika Cakrawala F telah berusia 7 tahun. Bulan depan (Juli 2013) mulai masuk SD. Setahun terakhir, sebagai seorang anak-anak perkembanagnnya makin sempurna. Terutama soal mulai munculnya keinginan dan imajinasinya.

Sepulang dari sekolah tiba-tiba ia minta dibelikan Galaxy tabs. Selidik punya selidik karena teman mainnya, cucu mantan Rektor Unhas Rady A Gany, memiliki benda itu. Jika pergi ke pesta pernikahan ia dan adiknya punya pilihan sendiri soal busana yang akan dikenakan.

Pergi ke mall lebih merepotkan lagi bagi mamanya. Mereka minta mengenakan aksesori ini dan hiasan itu. Hmmmm....biasanya mamanya menengok kepada saya sembari berucap "Lihat itu pah...anak perempuan itu eeee....." Maksudnya istri, bersiaplah kebutuhan dan keinginan anak perempuan lebih banyak dari pada anak laki-laki, baik uangnya maupun mental sebagai bapak.

Menyenangkan tentunya sebagai seorang bapak, sebagai kedua orang tuanya. Namun itu tadi, mamanya mulai kerepotan. Tadi pagi, saya memergoki mereka berdua lagi "bombe-bomean". Mamanya berkeinginan agar ia segera mandi, pakaian dan bersiap ke sekolah, tapi si sulungku masih betah menonton film kartun di chanel CN (Carton Nerwork).

Kebetulan, kemarin di peluncuran sekolah internasional Bosowa International School Makassar, digelar (lagi) seminar komunikasi efektif dengan anak oleh psikolog anak Elly Risman. Seminar berlagsung dengan gelak tawa para orang tua yang menertawai diri sendiri dengan perilaku dan kebiasaan berkomunikasi dengan anak yang salah. Ada 10 kesalahan berkomunikasi orang tua dengan anak yang salah, yakni:

1. Bicara tergesa-gesa.
2. Berbicara seakan tidak kenal diri sendiri.
3. Lupa setiap individu anak UNIK.
4. Tidak memahami Perbedaan Needs and Wants (Kebutuhan dan keinginan) sang anak
5. Tidak membaca bahasa tubuh anak
7. Menggunakan 12 gaya populer ala orang tua (Memerintah, Menyalahkan, Meremehkan, Membandingkan, Mencap/label, Menasehati, Membohongi, Menghibur, Mengritik, Menyindir, Menganalisa).
8. Tidak memisahkan: Masalah Siapa?
9. Kurang mendengar aktif persoalan/keluhan anak.
10. Selalu menunjuk, "kamu!"

Diakhir seminar semua peserta mengikrarkan diri untuk berubah, termasuk saya. InsyaAllah.