Minggu, 29 September 2013
Larangan Saat Magrib di Luar Rumah, Pamali atau Sunah ?
Firibook, Sabtu 28/9 - Pernahkah Anda mendengar larangan orang tua-tua jangan berada, bermain, dan berkeliaran di luar rumah di kala magrib datang ? Katanya banyak setan gentayangan di saat senja jelang malam itu.
Dan biasanya pula konon sering terjadi musibah dan kecelakaan di saat magrib. Seorang teman sekantor dulu di Tribun Timur, mengaku lebih baik singgah istirahat dari mengendarai mobilnya dari Sengkang ke Makassar jika magrib tiba "Suasananya tidak enak mentong (memang)," ujar Budi.
Anak saya, Adwa' juga pernah alami kecelakaan sepeda saat adzan agrib berkumandang, dahinya robek dan harus dilarikan ke UGD RS Wahidin. "Makanya nak papa dan mama larang main kalau sudah bunyi masjid, tuh Allah tegur," ujar saya menasihatinya kemudian.
Selanjutnya memang dua anak kami sudah sedikit patuh untuk tak bermain saat magrib. Walau sering telad masuk rumah dan kebablasan dengan rutinitas mereka sebagai anak bermain.
Saya memahami larangan orang tua--yang lalu diwariskan ke kami/kita sebagai orang tua--kepada anak-anak, itu sekadar pamali, mitos, dan kepercayaan tradisional atau hanya cara para orang-orang tua dahulu menasihati anak-anak dengan menakut-nakuti dengan setanlah.
Saya pribadi sedikit tak percaya dengan laranagan itu. Malah saya anggap sebagai kesyirikan kecil, dengan mengakui kekuatan lain selain Allah, yakni setan yang menyebabkan musibah. Saya berpikir itu hanya kebiasaan orang tua-tua dulu. Soalnya dulu belum seterang sekarang kalau malam dan masih banyak binatang buas berkeliaran dan dikhawatirkan mengancam keselamatan anak-anak.
Yah...layaknya pamali dan kearifan ala orang-orang tualah pikirku...disampaikan dengan sederhana dan cenderung menakut-nakuti. "Jangan masuk dan menebang pohon di hutan nanti penghuninya marah." Padahal maksud para tetua adat agar hutan kampung dijaga kelestariannya.
Anak gadis jangan duduk-duduk di depan pintu, nanti susah dapat jodoh. Padahal hindari duduk menghalangi orang keluar masuk. Jangan duduk pakai bantal kepala nanti pantatnya berdarah (wasiran), padahal maksudnya hormati bantal sebagai tempat kepala jangan dipakai pantat.
Apa lagi yah....pokoknya seru dan kalau diingat-ingat lucu dan gak realistis. Oh iya satu lagi, jangan terlalu banyak makan ikan nanti cacingan, maksudnya makanlah lauk dengan hemat jangan boros. Saat itu mungkin sangat sulit menangkap ikan di laut karena terbatasnya alat tangkap.
Belakangan kita tahu ilmu kedokteran menyarankan agar kita memberi makan anak-anak ikan lebih sering dan banyak karena mengandung omega 3 untuk kecerdasannya.
Hingga tadi subuh usai menunaikan shalat di Masjid Nur Intan, masjid komplek perumahan kami, saya melanjutkan upaya menamatkan kitab (cieee...kitab... biar kayak santri dan ustad-ustad gitu....emang kitab lah... tebalnya setengah jengkal) Al Lu'lu' wal Marjan (Kumpulan Hadist Shahih Bukhari Muslim).
Rutinitas ini, membaca satu demi satu hadist-hadist sahih, sungguh mengasyikkan karena makin banyak yang bisa diketahui. Islam sungguh telah mengatur dengan sempurnah kehidupan kita hingga yang kecil-kecil.
Tapi semakin banyak diketahui semakin ketakutan dengan kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Dan makin enggan mendebat dan menafsir-nafsirkan hal yang memang sudah sempurna diatur dan didalilkan oleh Allah dan Rasul.
Saya terperanjat pada bab Minuman (kalau ndak salah....soalnya kok di bab minuman sih...) Subhanallah... ada tertulis dalam hadist rupanya "pamali dan mitos saat magrib itu". Saudara-saudara.... itu bukan mitos apalagi sekadar pamali, itu sunah Rasulullah, perintah dan larangan junjungan kita Muhamad salallahualaihiwassalam. Jika diikuti mendapatkan pahala dan kebaikan. Jika dilanggar maka keburukannlah tentunya kita dapatkan. Wallahuallam..
Bunyinya:
“Apabila malam telah datang (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika itu. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu ‘Isya lepaskanlah (biarkanlah) mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah (mengucapkan bismillah)…” (HR. Al-Bukhari No. 3280 dan Muslim No. 2012)
dan
“Janganlah kalian melepas hewan-hewan ternak dan anak-anak kalian apabila matahari telah tenggelam hingga berlalu fahmah isya karena para setan keluar/berjalan cepat apabila matahari tenggelam sampai berlalu fahmah isya.” (HR. Muslim No. 2013)
Selanjutnya makin terperanjat saya soal tata krama menyajikan minuman. Selama ini saya menganggap kebiasaan ibu-ibu menutup gelas minuman saat disajikan kepada tamu cuma sebagai budaya dan adat kesopanan belaka.
Ternyata oh ternyata itu perintah Rasulullah : Abu Humaid As-Saidi ra., ia berkata: Aku datang kepada Nabi saw. membawa segelas susu dari naqie' yang tidak tertutup lalu Rasulullah saw. bersabda: Mengapa kamu tidak menutupnya meskipun dengan melintangkan sebatang kayu/lidi di atasnya (Shahih Muslim No.3752)
Allahu Akbar....makin cinta nih sama agama nan sempurna ini...(*)
