.

.

Jumat, 20 September 2013

Bahagia Setelah Tertipuuuu....

  • Sebuah Cerita Buah Keikhlasan
FIRIBOOK - Tiba-tiba pagi ini teringat cerita seorang rekan sejawat, mantan teman sekantor, sebutlah namanya Afir. Ini cerita tentang buah manis dari keikhlasan, kepasrahan dan kesabaran. Ah...lumayan untuk suplemen hati di Jumat ini.

Syahdan kisah ini bermula ketika seorang makelar mendatangi kantor kami menawarkan project perumahan. Lokasi perumahan itu di kota pinggiran dikit.., terjangkau dan yang pasti desain dan luasnya gak berskala RSSS (rumah sangat sempit sekali).


Sontak seisi kantor merasa tertarik, apalagi saat itu suasana hati rekan-rekan memang grafik fantasinya soal memiliki rumah lagi dipuncak-puncaknya. Ramai-ramai para rekan berminat meninjau lokasi, rebutan melihat denah dn gambar desain rumah.

Banyak fakor yang mengkondisikan para rekan khususnya Afir untuk langsung percaya dan tak mencurigai penawaran itu.

Singkat cerita, makelar tersebut meminta uang muka bagi rekan-rekan yang berminat. Afir lalu dengan semangat membara menarik tabungannya kalau tak salah nilainya Rp 15 juta dan merayu tante/keluarga meminjamkan uang tambahan DP itu,  lalu totalnya (sebutlah) menjadi Rp 20-25 juta.

Lalu Rp 25 juta itu pun diserahkan kepada sang makelar. Sreet..dan jaminannya hanya secarik keras kwitansi tanda terima. Kemudian...hari berganti hari, bulan timbul tenggelam, rumah pun tak kunjung dibangun. Kami lalu tersadar, telah tertipu. Lalu rasa malu, gelisah, marah pun membuncah.

Afir dan rekan-rekan yang tertipu itu pun tenggelam dalam suasana kegelisahan. Bagaimana tidak uang Rp 25 juta mili Afir itu merupakan tabungan yang dipersiapkan untuk biaya menikah, penjaman dari keluarga. Lalu drama itu pun memuncak.

Sang pacar marah karena uang untuk menikah hilang dan keputusannya batal menikah dan "loe gue end". Lalu tante dan keluarga marah. Afir terjepit, rumah tak didapat, tunangan hilang, keluarga murka, uang pun tak kembali.

Puncaknya Afir meminta untuk dipindah tugaskan ke Jakarta menghindari dan melarikan diri dari suasana tak nyaman itu. Kerja tak konsentrasi, interkasi dan aktivtas tak bergairah, dan ibadah pun menjadi tak khusuk.

"Suatu malam fir, saya dapat hidayah untuk melupakan semua masalah itu dengan saya ikhlaskan, seikhlas ikhlasnya. Saya pasrahkan kepada Allah dan melupakannya, live must go on," tuturnya saat kami saling berbagi cerita.

Spontan saja, menurut Afir, suasana hati jadi tenang, bahagia dan gembira. Gak perlu lama-lama, detik itu juga, nafas jadi lega, detak jantung menjadi teratur, aliran darah kembali lancar terlihat dari semangat yang muncul.

Di saat hari-hari Afir lagi diliputu kegembiraan, ketenangan dan kebahagiaan itu, melalui jejaring sosial ia berkenalan dengan seorang mahasiswi yang lagi kuliah di Australia. Alumnus Unhas, berjilbab, dan tentu cantik ala gadis Bugis Makassar. Lalu saling menantang untuk segera menikah.

Inilah titik balik itu, buah keikhlasan. Afir bertutur. Penghasilan ditugaskan di Jakarta, kantor pusat  ia dapat kumpulkan senilai uang yang ditipu dan bayarkan uang pinjaman keluarga dan jadi modal saya untuk berani mengajaknya menikah.

Ternyata gadis pujaannya itu tugas belajar dari kantornya, ia sudah bekerja PNS di sebuah instansi vertikal. Dan luar biasanya pula ia telah memiliki rumah di kawasan kota baru Makassar. Uang kembali, dapat istri yang lebih solehah berstatus PNS pula dan memiliki rumah. Allah gantikan cash, kontan dan malah lebih dari nilai yang ditipu dan hilang dari jalan yang lain.

"Bandingkan jika saya tetap terjebak memikirkan dan bersusah-susah untuk memburu uang saya yang telah ditipu. Mending saya membahagiakan diri dengan keikhlas," kenangnya.

Pelajaran dari kisah dramatik rekan ini :
  1. Jangan cepat tergoda oleh rayuan bulus investasi. Gunakan akal sehat.
  2. Keikhlasan solusi dari semua masalah hidup. Karena dengan ikhlas kita berprasangka baik terhadap kehendak Allah "Aku sesuai dengan prasangka ummat ku.." kata Allah
  3. Ketika ikhlas hati jadi tenang dan bahagia
  4. Frekuensi positif dari kebahagiaan dan ketenangan akan menarik hal positif lainya. "Hanya dengan mengingat/berdzikir kepada ku maka hati jadi tenang," ucap Allah pula.
  5. Kepasrahan salah satu wujud kehambaan dan ketakberdayaan di hadapan Allah. Mending serahkan masalah kepada Sang pemilik masalah, dari pada mengaku-ngaku bisa menyelesaikan.
Wallahuallam......