.

.

Rabu, 25 September 2013

Ubanku....

FIRIBOOK - Tadi pagi, saat diperjalanan mengantarkan dua gadis kecilku membeli sepeda barunya. Di radio tape terdengar program talkshow kesehatan di sebuah station radio. Temanya seputar makanan dan minuman yang menyebabkan PENUAAN DINI.

Istriku melirik sembari tersenyum kepadaku. "Iya deh..papa memang alami penuaan dini." gumamku. Penuaan diniku ditandai dengan uban yang makin lebat. Bukan saja rambut di kepala yang menguban, rambut/bulu hidung ku pun satu dua juga telah memutih. Menyusul sekarang beberapa helai jenggot juga mulai memutih.

Biasanya kalau ditanya oleh rekan atau kenalanan soal rambut ubanku, jawaban yang saban ku lontarkan ini karena faktor gen, faktor keturunan. Atau jika ku lagi mood untuk setengah bergurau (berarti setengahnya serius) ini karena faktor dan sisa-sisa pederitaan.

Ya derita saat kuliah...yang tembus hingga 10 tahun terombang-ambing di kampus. Makin belajar makin susah otakku menerima lalu pura-pura menjadi aktivis, menjadi demonstran. Lalu derita saat menjadi karyawan dengan 8P-nya pergi pagi-pagi pulang petang pantat pegal-pegal penghasilan pas-pasan.

Lalu...derita (yang ini serius..) sebagai debitur KPRumah dan KPMobil (sisa-sisa ambisi dunia yang dulu pernah begitu serius ku kejar). Tagihan datang tiap bulan dan laknat Allah sudah pasti. Astagfirullah..ya Allah berilah kekuatan untuk menyudahi dan tak lagi menyentuh praktek Ribawi ini.

Biasanya saya pula berkilah, "Ini cara Allah memperingatkan ku lebih dini soal usia yang memang tak belia lagi agar tak terus larut dalam memuaskan syahwat muda." Hehehe..ini ma alasan bisa-bisanya saya aja.

Pernah suatu ketika saat masih kuliah dulu...saat hendak naksir seorang mahasiswa baru saya sempat menghitamkan uban-ubanku (yang memang mulai tumbuh sejak saya masih SMP). Berhasil sih ku sembunyikan uban itu tapi gagal merebut hati si maba brengsek itu...dia tolak mentah-mentah perasaan cinta membara saya. aghhhkkkkkk.....

Hingga kemudian saya tak pernah lagi mengecat dan menghitamkan ubanku hingga kini. Gak ada gunanya...hahahahahha... Paling untuk sedikit mengaburkan si uban itu, saya memangkas habis hingga hampir plontos tiap 2 pekanan.

Lagi pula istriku tersayang gak pernah protes soal uban itu dan malah mengaku riang gembira dengan kondisi yang tak gaya ini. "Biar saya gak perlu repot cemburu-cemburuan. Agar gak diganggu dan digoda-goda wanita di luar sana," ujarnya. "Hahaiiii...emang masih ada wanita yang khilaf kayak mama menyukai papa," balasku. Selanjutnya...jika ada iringan lagu India plus pepohonannya, kami kemudian menari-nari. Hehehe ngarang ini...

Hingga malam ini ku temukan betul alasan yang sesuai dengan gairah ku saat ini, gairah spiritual. Sebuah hadist untuk menjawabnya, Rasulullah sendiri yang membelaku.

"Rasulullah membenci 10 hal (di antaranya) warna kuning, mengecat uban (dengan warna hitam), memanjangkan sarung, memakai cincin emas, memakai perhiasan bukan pada tempatnya, dadu, jampi-jampi, mengantung jimad dan menyetubuhi wanita yang menyusui lalu hamil" (HR Abu Dawud:3686).

Larangan soal menghitamkan rambut sebenarnya sudah saya ketahui tapi baru malam ini tanpa sengaja menemukan hadistnya secara rinci.