.

.

Kamis, 12 September 2013

2 Juta Bibit Kopi Hingga Lada Dibagi Cuma-Cuma


  • Program Bibit Gratis Komoditi Perkebunan Pemprov Sulsel (2-Habis)
PEMPROV Sulsel melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Sulsel juga memacu produktivitas komoditi-komoditi andalan selain kakao, yakni kopi arabika, kelapa dalam, cengkeh, kelapa sawit, pala, karet, nilam, dan lada.

Upaya peningkatan produktivitas komoditi itu melalui pembagian berbagai jenis bibit komoditi perkebunan secara gratis kepada masyarakat petani di daerah ini. Pemberian bibit gratis tersebut merupakan kebijakan Gubernur Sulsel DR H Syahrul Yasin Limpo SH Msi MH dan Wagub H Agus Arifin Nu’mang.


Pembagian bibit secara cuma-cuma itu dilakukan sejak 2009 lalu. Tiap tahun jumlah bibit yang dibagikan bertambah jumlah dan jenisnya.

“Awalnya hanya dibagikan bibit kopi arabika, kelapa dalam, cengkeh, kelapa sawit. Namun pada tahun ini ditambah juga bibit pala, karet, nilam, lada dan cengkeh,” urai Kepala Disbun Sulsel DR Ir HA Burhanuddin Mustafa MS di ruang kerjanya pekan lalu di kantor Disbun Sulsel, Jl Perkebunan Makassar.

Beberapa upaya dan kebijakan perkebunan yang didorong Gubernur Sulsel DR H Syahrul Yasin Limpo SH MH MSi, diakui oleh Burhanuddin, untuk menggenjot produktivitas. “Orang baru memikirkan Pemprov Sulsel sudah menjalankan,” tuturnya.

Pada tahun 2009, bibit yang dibagi masing-masing untuk kopi arabika sebanyak 150 ribu, kelapa dalam 30 ribu, cengkeh 12 ribu, dan kelapa sawit sebanyak 4.000.

Selanjutnya dalam tiga tahun terakhir, Pemrov Sulsel menambah jumlah keempat jenis bibit gratis itu yang bisa dinikmati masyarakat, hingga tahun ini mencapai total untuk kopi arabika sebanyak 670 ribu, kelapa dalam 323 ribu, cengkeh 295.750, dan kelapa sawit sebanayk 65 ribu.

Pada tahun ini, seiring tekad Gubernur Syahrul untuk menjadikan sektor perkebunan Sulsel terkemuka nasional, jenis bibit gratis yang diberikan ditambah dengan bibit pala, karet, nilam, lada dan cengkeh.

Masing-masing untuk bibit pala sebanyak 20 ribu, karet 10 ribu, nilam 300 ribu stek, lada 120 ribu, dan cengkeh 240 ribu. Total pembagian bibit gratis yang telah direalisasikan telah mencapai 2.043.750 bibit.(adv)

Bibit Gratis untuk Masyarakat

  • Kopi arabika : 670 ribu 
  • Kelapa dalam : 323 ribu 
  • Cengkeh : 295.750 
  • Kelapa sawit : 65 ribu 
  • Pala : 20 ribu 
  • Karet : 10 ribu 
  • Nilam : 300 ribu 
  • Lada : 120 ribu

 Mengakomodir Minat Tanam Petani

KEPALA Dinas Perkebunan Sulsel, Burhanuddin Mustafa mengaku pengembangan sejumlah komoditi perkebunan selain mengacu pada rencana strategis juga pada trend dan minat petani.

Misalnya kini banyaknya petani beralih menanam komoditas lain selain kopi. Di sejumlah kabupaten yang sebelum adalah sentra pengembangan kopi arabika, seperti Toraja Utara, Luwu Utara, Enrekang, dan Luwu banyak petani yang lebih memilih mengembangkan komiditas lainnya seperti nilam.

Menyusul, membaiknya harga jual komoditas tersebut. Pemerintah Sulsel mengaku, pihaknya tidak dapat memaksa petani untuk tetap mengembangkan kopi, meskipun telah disiapkan benih gratis. Dalam UU No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, petani memiliki hak prerogatif untuk memanfaatkan lahannya.

“Untuk itu kami juga menyiapkan bibit gratis nilam pada tahun ini hingga 300 ribu bibit,” tuturnya.(adv)

Mengoptimalkan Potensi Perkebunan Menyejahterakan Sulsel

SEJUMLAH potensi di sektor perkebunan di daerah ini akan terus dioptimalkan peningkatan kualitas dan kuatitas produksi untuk mendukung pertumbuhan ekspor dan perekonomian masyarakat Sulsel.

"Kami menetapkan skala prioritas untuk pengembangan potensi perkebunan, terutama bagi komoditas unggulan misalnya kakao, kopi, kelapa, dan kemiri," kata Kepala Dinas Perkebunan Sulsel DR Ir HA Burhanuddin Mustafa MS di Makassar.

Burhanuddin menegaskan, kinerja sektor perkebunan di Sulsel mengalami peningkatan secara signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Imbas dari peningkatan sektor perkebunan tersebut, secara langsung memberikan dampak peningkatan terhadap kesejahteraan petani. Apalagi komoditas andalan yang dikembangkan harganya cukup kompetitif di pasar internasional.

Data yang dihimpun dari Dinas Perkebunan Sulsel menunjukkan lonjakan produksi komoditi perkebunan di Sulsel. Pada 2010 tercatat total produksi perkebunan daerah ini mencapai 450.726 ton atau senilai Rp 8.136 triliun.

Khusus produksi kakao pada 2010 mencapai 172.083 ton atau naik dibandingkan periode 2009 yang hanya sekitar 163.000 ton.

Sementara untuk produksi kopi robusta pada 2010 tercatat sebanyak 16.177 ton atau lebih tinggi dibanding produksi tahun sebelumnya yakni 14.137 ton.

"Dengan adanya peningkatan produksi di sektor perkebunan tersebut, diharapkan realisasi pendapatan asli daerah juga semakin bertambah," katanya. Dinas Perkebunan merupakan salah satu unit kerja yang meraih penghargaan dari Gubernur Sulsel atas kontribusinya yang signifikan terhadap peningkatan PAD Sulsel.

Pengoptimalan seluruh potensi di sektor perkebunan Sulsel termasuk komoditi semusim seperti tebu, kapas, dan tembakau (Lihat: Komoditi Semusim Sulsel), itu juga melalui penyuluhan kepada para petani maupun memberikan bantuan sarana produksi.(adv)

Penghargaan Sektor Perkebunan Sulsel

ATAS capaian kinerja sektor perkebunan di Sulsel, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Dinas Perkebunan Sulsel menerima sejumlah penghargaan di antaranya:

  • Penghargaan Pioner Kakao Vermentasi 
  • Pelaksana Gernas Kakao Terbaik Nasional 
  • Anugerah Inovasi Perkebunan 
  • Juara Kontes Cita Rasa Kopi 
  •  Juara Pendamping Perkebunan 
  •  Penghargaan Gapoktan Terbaik 
  • Penghargaan Realisasi Target PAD Tertinggi

Komoditi Semusim Sulsel

  1. Tebu: * Area tebu rakyat di Gowa, Takalar, Bone dan Wajo * Total lahan seluas 2.400 ha * Produktivitas tebu rakyat 55-65 ton tebu/hektar * Target penambahan areal budidaya 3.500 ha dengan produktivitas 60 ton/ha * Produksi gula Sulsel 120 ribu ton/tahun 
  2.  Kapas: * Menyumbang 5 % produksi nasional * 5.000 ha area tanam * Terdapat di Wajo, Takalar, Gowa, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Bone, dan Soppeng * Produksi mencapai 550-600 kg/ha * Target produksi 1.000 kg/ha * Total produksi kapas Sulsel mencapai 1.800 ton kapas berbiji * Target areal kapas 2012: 5065 ha dengan produtivitas 1 ton/ha * Harga kapas Rp 4.400/kg 
  3. Tembakau: * Produksi tembakau 600-700 kg/ha tembakau rajangan * Target produktivitas sebesar 1.000 kg/ha