.

.

Selasa, 08 Februari 2011

Dinkes-Unicef Gelar Simposium Kewaspadaan Wabah Flu Burung

DARI hasil analisa data Flu Burung yang diperoleh dari seluruh wilayah Indonesia ternyata diperoleh informasi bahwa 95,83 % penderita Flu Burung didiagnosa setelah lebih dari 2 hari. "Mengingat hal tersebut tentunya kita harus memperkuat sensitivitas tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan primer seperti Puskesmas dan klinik swasta, selain itu pentingnya informasi dari masyarakat sehingga kasus flu burung dapat diketahui secara dini," urai Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr H Rachmat Latief SpPD MKes FINASIM.
Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa kejadian Flu Burung pada Unggas. Bahkan dilaporkan adanya suspek pada manusia.
"Kejadian-kejadian ini meminta kepada kita, selaku petugas di bidang kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan sehingga kasus penularan Flu Burung pada manusia dapat kita cegah, atau diminimalisir kejadian dan penyebaran kasusnya," urainya.
Menurutnya, peran masyarakat, terutama tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi LSM, sangat besar dalam mendukung percepatan informasi dari masyarakat ke petugas.
Agar lebih memperluas jangkauan kemampuan dan pengetahuan tokoh-tokoh masyarakat tersebut, sosialisasi tentang Flu Burung dan bahayanya menjadi penting.
Untuk itu Dinas Kesehatan Sulsel bekerja sama dengan Unicef menggelar Simposium Kewaspadaan Wabah Flu Burung di Makassar, baru-baru ini
Kegiatan ini dipandang perlu untuk meningkatkan pengetahuan komponen masyarakat terutama tokoh agama dan tokoh masyarakat dan organisasi LSM tentang flu burung, dengan harapan dapat dijadikan panutan untuk melakukan tatalaksana kasus flu burung sesuai pedoman di tengah-tengah masyarakat.
"Hadir sebagai narasumber dari Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan Sulsel, Bupati Pinrang dan Ketua MUI Sulsel," jelas Kepala Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Sulsel, dr H Muhammad Anwar MKes
Peserta simposium berasal dari kalangan tokoh agama se-Sulsel, MUI, Muhammadiyah, Aisyah, Muslimat NU, Perdakhi, tokoh masyarakat, dn aktivis LSM
Dari simposium itu menghasilkan rekomendasi memasukkan tema Flu Burung di dalam khotbah Jum'at , kebaktian minggu atau pertemuan-pertemuan keagamaan. juga menghimbau masyarakat mengenai flu burung melalui radio spot oleh tokoh agama, serta sosialisasi ke peternak-peternak.(adv/fir)