.

.

Kamis, 10 Februari 2011

Bersiaplah untuk Kaya

The Magic Power of Haji (1)


Diskusi di sela sarapan pagi di hotel transit, Makkah

HAJI merupakan salah satu bentuk jihad fi sabilillah (jihad di jalan Allah). Berarti dana (biaya), waktu, tenaga yang kita keluarkan untuk urusan haji dihitung sebagai infak kita di jalan Allah atau infak fi sabillah. Infak bukankah itu sama definisnya dengan bersedekah. Bukankah dengan bersedekah kita telah dijanjikan oleh Allah balasan yang berlipat-lipat atas amalan ini.



Allah menggunakan istilah atau kata "niscaya" untuk menjamin dan menggaransi balasan bagi umatnya yang bersedekah.

Tahukah Anda makna kata "niscaya" dalam kamus bahasa Indonesia? Ya niscaya berarti sesuatu keharusan yang wajib dilakukan atau dipenuhi.

Pernahkah Anda dijanjikan oleh orang tua atau pacar Anda? Saya percaya Anda pasti yakin janjinya itu akan dipenuhi. Bagaimana kalau Allah yang berjanji. Ya..itu janji Allah, bukan ibu dan bapak kita apalagi pacar Anda. Betul ini Allah yang berjanji. Maka harusnya kita lebih yakin berkali lipat yakinnya.

Kedua, Allah menggunakan kata niscaya maka mulai kini Anda tidak perlu dan tidak boleh lagi meragukan janji Allah bagi orang yang bersedekah.

Apakah janji Allah bagi orang bersedekah? Sederhana dan jelas sekali Allah berjanji kepada kita umatnya. Bahwa Allah akan membalas setiap pemberian kita minimal dua kali lipat, 10 kali lipat, 700 kali lipat, hingga tak terhingga.

Waow...Anda sekarang sudah bisa menghitung sendiri jumlah balasan Allah bagi yang menunaikan haji/umrah. Jelas toh..? Dengan biaya untuk jamaah haji reguler sebesar Rp 35 juta misalnya maka dengan balasan Allah yang paling minimal saja kita akan mendapatkan pengembalian sebesar Rp 70 juta.


Berpose dengan latar belakang salah satu sudut surga, Jabal Uhud. Allah akan mengangkat bukit Uhud ke surga sebagai tempat bagi onta dan kuda para nabi dan rasul. Jabal uhud lokasi peperangan dimana pasukan Rasulullah kalah secara dramatis karena nafsu pasukan muslim menguasai harta pampasan perang.

Demikian pula untuk jamaah ONH plus yang membayar biaya haji Rp 70 juta maka kembalian dari Allah minimal Rp 140 juta. Ini pun baru perhitungan balasan Allah untuk dana/biaya saja. Belum lagi bila kita hitung janji Allah untuk waktu dan tenaga yang kita keluarkan dan korbankan.

Tentunya banyak cara yang Allah berikan untuk membalas kebaikan kita bersedekah. Tentunya mulai dengan membalas secara cash berupa rejeki uang, laba, penghasilan berlimpah, hingga berupa keamanan, perlindungan, ketenangan dan ketentraman, kemudahan dan kebaikan, hingga kebahagiaan hidup kita bersama keluarga.

Saya jadi teringat dengan nasihat kedua orang tua "Nak jika sudah mampu segerakan diri pergi haji. Tidak ada orang yang pulang dari haji jatuh miskin dan hidup susah,"

Jika ia tak menjadi kaya, lanjut ibuku, minimal taraf hidupnya menjadi berkecukupan. Ya cukup ini dan itunya atau menjadi orang yang pas-pasan ha ha ya pas ingin berlibur ke Bali siapa berangkat, pas ingin beli mobil oke ada rejekinya.

Atau sekurang-kurangnya akan dilimpahkan ketenangan dan kebahagiaan lain untuk menggantikan jika balasan yang diterima bukan dalam bentuk kekayaan. Bukankah keamanan, ketenangan dan ketentraman adalah kekayaan di atas segala kekayaan?

Dengan keyakinan akan balasan Allah ini, ternyata bukan urusan doa dari seorang yang berhaji diijabah oleh Allah ketika berdoa di tempat-tempat yang multajam di tanah suci Makkah dan Madinah.

Karena sebenarnya ketika kita mulai berniat dan kemudian menyiapkan dana lalu menyetor pembayaran ongkos haji, maka Allah sudah langsung mencatat dalam pembukuannya amalan kita untuk ia balas segera atau nanti. Yang jelas Allah tak akan ingkar.

Berani gak percaya sama janji Allah..? kafir tauuuu...

Bersama istri di Jabal Rahma (kasih sayang) tempat nenek kita Adam-Hawa berpacara (bertemu)