.

.

Selasa, 08 Februari 2011

50 Ribu Calon Pelanggan Segera Terlayani

* PLN Sultan Batara Dapat Pasokan Daya Proyek MFO

Makassar, Tribun -
General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultan Batara) Ahmad Siang memastikan pihaknya segera melayani sebanyak 50 ribu sambungan baru.

"Sekarang saja kami sudah mulai bertahap melayani daftar tunggu calon pelanggan. Kuota daftar tunggu yang akan kita selesaikan yakni 30-40 persen," ujarnya saat dihubungi via ponsel di Makassar, Kamis (28/5).

Optimisme Ahmad Siang itu seiring mulai masuknya sebagian daya listrik ke sistem kelistrikan Sulselbar dari beberapa paket proyek pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berbahan bakar MFO (marine fuel oil ) di sejumlah daerah di Sulsel.

Paket proyek PLTD MFO lebih murah dibanding berbahan baku solar. PLN bermitra dengan sejumlah perusahaan untuk sewa mesin dengan nilai pembelian Rp 360 per Kwh.

Senada dengan Ahmad Siang, Deputi Manajer Pemeliharaan Pembangkitan PLN Sultan Batara Supriyanto juga kembali menegaskan komitmen pihaknya bahwa sudah tidak akan ada lagi pemadaman yang disengaja yakni pemadaman bergilir.

"Kondisi saat ini sudah surplus daya, akan semakin membaik lagi jika daya dari paket proyek MFO masuk ke sistem," tuturnya terpisah.

Jika ada pemadaman itu dipastikan karena faktor alam. Seperti halnya padam dua hari lalu karena sambaran petir di jaringan sekitar Parepare.

Ahmad dan Supriyanto dimintai penjelasan seputar akan segera berjalannya paket proyek MFO di gardu induk Sungguminasa.

Informasi yang diperoleh Tribun di Jakarta, bahwa konsorsium PT Manunggal Engineering dan PT Central Daya Energi ditunjuk PT PLN wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar sebagai pelaksanan sewa PLTD MFO di Sungguminasa.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Perusahaan TRUBA Gamala Katoppo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.

Kedua konsorsium merupakan anak usaha PT Truba Manunggal Engineering.

Proyek PLTD di gardu induk Sungguminasa Gowa dengan nilai kontrak Rp 165,931 miliar setara dengan Rp 360.80/kWh. Sedangkan waktu pelaksanaan sewa selama 3 tahun.

Selain itu, Truba juga berhasil ditunjuk PY Robert Schaefer Soros Indinesia untuk melakuan pekerjaan Civil, Structuarl, Mechanical Erection and OLC & TBCT Duplication Project dengan nilai kontrak sekitar 16 juta dolar AS.

"Proyek telah dimulai pada 10 Mei 2010," ujar Gamala. Proyek ini dikerjakan oleh anak usaha Truba, yakni PT Truba Jaya Enginering.

Truba adalah perusahaan listrik terintegrasi terkemuka di Indonesia. Perseroan berpengamalan lebih dari 30 tahun dalam bidang EPC untuk kelistrikkan.

Lebih rinci soal paket proyek MFO yang akan digelar untuk membantu pasokan daya di Sulsel, Sulbar dan Sultra, Supriyanto mengatakan ada empat paket.

Selain di Sungguminasa sebanyak 25 MW, juga terdapat di Pangkep sebanyak dua paket masing-masing 30 MW dan 25 MW atau total 55 MW.

Segera berjalan juga paket Talasa di Takalar dengan target daya yang dihasilkan sebanyak 40 MW. "Sungguminasa dan Pangkep sudah oke (berjalan), menyusul kontrak untuk Takalar," urainya.

Daya dari paket proyek PLTD MFO akan menambah daya dari proyek PLTD HSB (high speed diesel/solar) yang kini sebagian telah beroperasi.

PLTD HSB yang telah beroperasi yakni di Tallo lama dengan daya yang dihasilkan 40 MW, Jeneponto sebesar 20 MW, dan Bulukumba sebesar 10 MW.

HSB Pajalekang Sengkang saat ini dalam tahap konstruksi dengan target daya listrik yang dihasilkan sebesar 15 MW.

Sedangkan HSB di Parepare sudah ada pemenang tender dan akan memproduksi daya sebesar 20 MW dari dua paket proyek yang akan berlangsung dengan masing-masing produksi 10 MW.(fir)

listrik rumah segera terpasang
PLTD MFO
* Sungguminasa: 25 MW
* Pangkep 1: 30 MW
* Pangkep 2: 25 MW
* Talasa Takalar: 40 MW
PLTD HSB
* Tallo lama: 40 MW
* Jeneponto: 20 MW
* Bulukumba: 10 MW
* Pajalekang Sengkang: 15 MW
* Parepare 1: 10 MW
* parepare 2: 10 MW

penjelasan gm pln sulta batara
Menambah Pasokan Daya

PAKET
proyek Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) MFO (marine fuel oil) merupakan upaya PLN untuk menambah daya pasokan untuk kebutuhan listrik pelanggan dan calon pelanggan di Sulsel dan Sulbar.

Proyek MFO di Sungguminasa dan Takalar misalnya untuk memperkuat keseimbangan beban di Selatan Makassar dan wilayah selatan Sulsel.

MFO lebih murah dari solar yang dipakai untuk PLTD HSB (high speed diesel). ini juga sebagai upaya efisiensi yang dilakukan di tubuh PLN.

Secara nasional dengan proyek MFO PLN akan menghemat hingga Rp 612 miliar. Dari segi biaya bahan bakar, perbedaan harga HSD dan MFO per liter dapat mencapai Rp 2.000/liter.

Diharapkan dengan proyek-proyek MFO ini juga akan menyerap tenaga kerja yang tak sedikit. Dan yang pasti ini mengantisipasi pertumbuhan jumlah kebutuhan/pelanggan di Sulsel.

Sulsel seperti kita ketahui sangat tinggi pertumbuhan kebutuhan listriknya. Tak seimbang dengan produksi. Maka kita menggalakkan proyek MFO dan MFO-nisasi pembangkit-pembangkit yang ada.(fir)