.

.

Sabtu, 14 September 2013

Duh...Sulitnya Saling Salam

FIRIBOOK - Pagi hingga siang tadi, saya berada di lingkungan sekolah anak saya yang sulung, SDIT Al Insyirah. Ini kali pertama bagi saya untuk menghadiri rapat orang tua murid dengan pihak sekolah, kali pertama pula hadir di rapat Komite Orang Tua Murid.

Saya memang menyengajakan diri memang untuk hadir, selain tentunya karena istri (yang biasanya terlibat di hal beginian) tak bisa hadir karena aktifitas kuliah program dokter keluarga yang tengah diikutinya.


Alasan saya ingin mengenal pihak sekolah yang saya dan istri percayakan mendidik anak kami, dan bersosialisasi dengan para orang tua/wali dari teman-teman anak saya. Saya risih aja, ketika saban pagi mengantar anak ke sekolah betapa jarang para orang tua saling menyapa atau saling senyum. Anak-anak sudah pada akrab, kok orang tua yang sulit saling mengenal.

Belakangan saya mendapatkan sedikit alasan dari kajian seorang teman, "Orang2 tua kini, tiap pagi masing-masing pikirannya sudah disibukkan oleh urusan pekerjaan dan kantor, ketergesa-gesaan dan kepanikan membuat semakin sulit untuk sempat saling sapa dan melempar senyum."

Di kompleks perumahan pun demikian. Ya...ibarat kate..kita telah berkarakter zombie dan robot, sudah tak berjiwa muka kaku dan dingin serta menyeramkan karena jika saling tatap dan berpapasan kendaraan di jalan sempit (padahal satu lingkungan dan kompleks tempat tinggal) bukannya saling senyum (apalagi untuk dengar salam assalamualaikum...) tapi malah saling nantang, gertak dan mencurigai melalui tatapan. "Hayo..kasih saya jalan atau saya tabrak kamu," gitu mungkin.

Ya...saling menyapa sekarang dan di kota sudah betapa sulitnya. Seakan-akan yang senyum dan menyapa duluan berkurang derajat, kemuliaan dan kewibawaannya. Dan yang disapa merasa lebih mulia. Padahal  betapa banyak dalil yang menganjurkan untuk lebih dulu memberi salam.

Di antaranya Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w ber sabda, maksudnya: “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan salam." Juga dari Abdullah bin Amr -radhiallahu anhu- dia berkata: Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Islam apakah yang paling baik?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”. (HR. Al-Bukhari)

Malah ancaman gak masuk surga loh..... dari Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu- dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

Oh ya..dalil hadist di atas semuanya saya copy paste loh... termasuk hadist dan ayat di tulisan2 dan status FB saya sebelumnya. Soalnya sudah ada yang "memuji" saya. Tidak, saya sama sekali tidak memiliki hafalan hadist dan ayat. Surah pun hanya yang pendek2 (itu pun kalau ndak salah hanya lima enam surah juz amma kikikikikkk...).

Di salah satu kesempatan di Pesantren Pusat Hidayatullah Bukit Tembak, Kaltim, saya pernah merasakan nikmatnya saling sapa dan salam itu. Sampai2 saya harus mencari/lewat jalan tak umum untuk mengindari menjawab salam hihihihii..... Thanks pengalamannya ust Irfan Yahya (aspri Aziz Qahhar M)

Yang lebih mengerikan...saya pribadi punya pengalaman. Sebagai pribadi yang "baru tobat" saya sangat bersemangat senyum dan mengucapkan salam pada sosok-sosok berjenggot dan berpenampilan saleh dan berjubah taqwa. Tapi suatu ketika dan beberapa ketika lainnya saya kecele sendiri karena tak dibalas dan malah buang muka.

Belakangan baru saya tahu...ada kelompok Islam yang mengharamkan memberi dan menjawab salam kepada yang selain kelompoknya. Duh....gak asyik ya....??

Kembali ke soal komunikasi dan keakraban bagi para orang tua di sekolah anak saya di atas. Untuk memfasilitasi dan mewadahi komunikasi, informasi dan menjalin keakraban maka saya dalam rapat itu mengusulkan untuk dibuatkan forum rutin berupa pengajian dan laman di facebook berupa fun page dan group di BBM.

Eh...gara2 berapi-api dan jenaka (ini sih khas gue banget soalnya...) mengusulkan hal itu malah saya ditodong jadi koordinator departemen sosial dan komunikasi di komite itu dan diminta keikhlasannya menjadi "guru" untuk ekskul penulisan/jurnalistik.
Bismillah deh...(https://www.facebook.com/firmansyah.har)