.

.

Jumat, 13 Maret 2009

Good Cop, Bad Cop and Ugly Cop

Artikel Marketing New Wave Hermawan Kartajaya (10 dari 100)

KALAU Anda nonton film-film Hollywood yang bertemakan action, hampir bisa dipastikan Anda akan selalu mendapatkan karakter good cop dan bad cop.

Orang-orang Hollywood memang paling suka mengkontraskan polisi yang baik dengan polisi yang jelek.

Polisi baik digambarkan selalu mematuhi aturan yang ada, jujur, dedikatif, dan bersikap profesional. Play by the book istilahnya.

Sementara, polisi jelek digambarkan suka menangkap orang tanpa alasan yang jelas atau suka menyiksa tahanan yang sedang diperiksa. Polisi jelek juga sering merasa sok berkuasa mentang-mentang dia punya power.

Tapi, teman-teman saya yang pernah ikut pelatihan di FBI Academy di Amerika bilang bahwa di sana ada istilah ugly cop juga.

Wah, ini bukan sekadar polisi yang cuma kasar dan sok kuasa. Polisi seperti ini malah jadi backing mafia judi dan obat terlarang. Polisi buruk seperti ini justru lebih berbahaya daripada polisi jelek. Kalau polisi jelek biasanya bisa langsung kelihatan dari luar. Sementara, karena saking lihainya, banyak di antara ugly cop ini yang tidak ketahuan belangnya. Dari luar nampak baik, namun ternyata di belakang ulahnya sangat buruk.

Nah, di New Wave Landscape yang berorientasi serba Digital, Global, dan Future ini juga begitu.

Jangan kaget kalau para kompetitor Anda ada tiga tipe juga: Good Competitors, Bad Competitors, dan Ugly Competitors.

Kalau pesaing Anda adalah good competitors, akan terjadi persaingan yang sehat, fair competition. Pasar akan membesar secara alamiah. Namun, jika pesaing Anda adalah bad competitors atau malah ugly competitors, situasinya bisa malah runyam. Bukan hanya Anda yang akan terkena dampaknya, namun secara keseluruhan pasar bisa rusak.

Persaingan yang sehat terjadi ketika lapangan permainannya sama datar. Artinya, semua pemain berada pada posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita bisa menang karena kita memang lebih unggul daripada yang lain, bukan karena kita menjelek-jelekkan lawan atau bermain kasar.

Teknologi Internet memungkinkan terjadinya fair competition ini. Situs eBay misalnya. Bila kita menjual suatu produk, kita juga bisa melihat produk serupa yang ditawarkan oleh orang lain alias pesaing kita di situs tersebut. Kita bisa tahu harga, kualitas produk, atau lamanya waktu pengiriman dari pesaing kita tersebut. Semuanya serba transparan.

Sementara, bad competition dan ugly competition juga bisa terjadi di Internet.

Salah satu kasus bad competition misalnya ketika Microsoft dianggap melakukan monopoli dengan menyertakan web browser Internet Explorer ke dalam sistem operasi Microsoft Windows-nya pada sekitar tahun 1998. Hal ini dianggap akan mematikan produk web browser lainnya seperti Netscape Navigator ataupun Opera. Walaupun akhirnya kasus ini bisa terselesaikan dengan baik, nama Microsoft sempat mendapatkan sorotan negatif.

Kasus lainnya terjadi sekitar pertengahan 2006 antara Yahoo! China dan Qihoo, portal Internet asal China. Qihoo, yang dipimpin oleh Zhou Hongyi, mantan eksekutif Yahoo!, meluncurkan spyware software yang mengidentifikasi salah satu fitur Yahoo! sebagai software yang berbahaya (malware). Yahoo! pun menuntut Qihoo karena dianggap melakukan kompetisi yang tidak sehat. Sebagai balasan, Hongyi gantian menuntut Yahoo! karena dianggap mencemarkan nama baiknya.

Sementara, kasus ugly competition juga tidak banyaknya.

Saat Olimpiade Beijing lalu misalnya, ada dua situs yang seolah-olah merupakan situs resmi untuk penjualan tiket secara online. Situs www.beijingticketing.com dan www.beijing-2008tickets.com tersebut ternyata bukanlah situs resmi, dan akhirnya dimatikan (shut-down), namun sempat menipu banyak orang dan meraup jutaan dollar AS.

Di Indonesia sendiri kasus yang mirip pernah terjadi. Beberapa tahun lalu pernah ada situs-situs gadungan dari Klik BCA. Situs gadungan ini nama domainnya memang sengaja dibuat mirip dengan nama domain situs aslinya sehingga orang yang salah ketik sedikit saja akan masuk ke situs gadungan tersebut. Untungnya hal ini segera disadari oleh pihak BCA dan situs-situs gadungan tersebut sekarang telah dimatikan.

Memang, dunia maya membuka peluang ke semua orang tanpa kecuali. Mereka yang berniat buruk pun bisa memanfaatkan teknologi Internet ini untuk mengganggu perusahaan Anda dengan berbagai cara.

Namun, walaupun ada bad competitors dan ugly competitors, Anda tetap jangan ikut-ikutan main kotor.

Percayalah, di era New Wave Marketing ini, dengan semakin transparan dan horisontalnya lapangan permainan serta semakin pintarnya pelanggan, hanya mereka yang bersaing dengan fair-lah yang akan survive.