enam rahasia sukses andrie wongso (7)
SAYA adalah salah satu dari sekian orang yang berusaha untuk tak mempercayai mitos. Saat saya kecil, saya dibawa ke peramal, peramal itu tanya kamu shionya apa? "Shio kuda om," saya menjawab.
"Ah, menderita....Shio kuda menderita," ujar peramal. Lahirnya kapan? tanya si peramal. "Pagi om...," jawabku. "Hah.. shio kuda lahir pagi? Sengsara seumur hidup kamu," tuding peramal.
Ingin membuktikan ramalan dan mitos itu tak benar akhirnya saya berjuang dan sekarang sukses jadi orang.
Jadi.. jangan terhimpit oleh mitosi. Coba Anda tengok orang-orang sengsara di manapun di seluruh dunia, shio dan bintang apapun ada. Coba Anda lihat orang-orang sukses di seluruh dunia, di negara manapun, shio apapun ada, bintang apa pun ada.
Jadi saat orang tanya: Pak Andrie, shio anda apa? saya jawab Shio Kuda Sukses, Shio babi sukses, dan shio apapun sukses.
Begini, saya dilahirkan di Malang, 54 tahun yang lalu. Umur sudah 54 tampang tapi masih 35 tahun. Lahir dari keluarga yang miskin. Rumahnya kecil, itu pun kontrak. Saya anak kedua dari tiga bersaudara.
Jadi seingat saya pada tahun 1965, terjadi peristiwa pemberontakan PKI. Saya yang sekolah di sekolah Mandarin ditutup dan kita tidak bisa sekolah lagi kelas 6 SD tidak lulus, usia sudah 11 tahun. Jadi sekarang Andrie Wongso SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat).
Sejak saat itu saya masuk ke universitas masyarakat, penuh dengan penderitaan, teman-teman saya pindah sekolah semua karena mereka punya uang. Karena tidak punya uang, saya bantu ibu jualan pisang goreng, ubi goreng, kue koya yang dijual ke pasar.
Kenapa jualan kue? Karena mama saya dulunya jual kue di kantin sekolahan, begitu sekolah tutup sudah tidak bisa jualan lagi.
Mulai hari itu, saya sibuk membantu orangtua. Mau mengeluh sama siapa? Mau mengeluh sama Tuhan? Oh Tuhan. Kenapa engkau tempatkan aku di keluarga yang miskin?
Tidak usah mengeluh. Saya tidak pernah mengeluh pada mama papa, "Kok kalian miskin, teman-teman saya bisa sekolah saya kok tidak?"
Tapi, mama saya orang yang paling hebat luar biasa. Belum pernah saya melihat wanita sehebat dia. Selama hidup sengsara, tidak bisa jualan kue di kantin sekolah, dia bikin kue sendiri. Selama itu dia tidak pernah mengeluh. Dia wantia yang mantap sekali. Hidup harus dihadapi, mau berat mau tertekan harus berani.
Penah suatu malam, sekitar jam 2 malam. Bayangkan, sudah jam dua malam dia sudah bangun bikin kue. Saya tidak akan lupa itu. Dia menumbuk singkong malam-malam untuk dibuat kue.
Saat saya terbangun karena ingin pipis, saya lewat dapur dan melihat mama bekerja. Saat selesai pipis, saya menawarkan pada mama: "Ma, saya bantu?
Dia jawab," Tidak usah, kamu tidur saja lagi". Dia menjawab sambil tersenyum. Padahal, keringat sudah bercucuran di wajahnya. "Besok aku akan bantu mama." Itulah kasih ibu kepada anaknya. Sungguh luar biasa.
Saya yakin, sadar, manusia boleh miskin, manusia boleh sengsara. Tapi kita tidak boleh larut dalam keadaan itu. Selama kita mengurung mental kita, jangan harap bisa menghadapi tantangan seperti ini.
Lihatlah negara lainnya, Vietnam yang baru saja merdeka bisa bangkit. Malaysia bisa bangkit. Kok Indonesia yang memiliki segalanya, penduduknya, olahraga, budaya, ekonomi, dan banyak lagi, kok bisa kalah. Malu tidak? Sungguh sangat-sangat memalukan.(apriani landa/fir)